Lontar.id – Nasib naas menimpa Rino Wijaya (28), seorang pedagang minuman keliling yang sedang mengais rezeki untuk memenuhi kebutuhan keluarga kecil di rumahnya.
Ia tak menyangka, bentrokan antara massa aksi pendukung Prabowo-Sandi dengan aparat kepolisian di Pasar Tanah Abang pada 21-22 Mei, dirinya menjadi korban. Ia salah satu korban terkena peluru nyasar dari aparat kepolisian.
Pada waktu itu, Rino Wijaya seperti biasa menjajakan dagangannya dengan bekal gerobak dorong. Sejumlah kemasan botol minuman ia masukan dalam gerobak dan mencari peruntungan di sana.
Dalam bentrokan tersebut korban dari massa pendukung paslon Prabowo-Sandi berjatuhan hingga ada yang meninggal dunia.
Sejumlah korban dibawa lari menggunakan kendaraan ambulance ke RSUD Tarakan, guna mendapatkan pertolongan medis. Lantaran banyak diantara massa aksi yang semula menggelar aksi unjuk rasa damai berakhir dengan rusuh. Aparat kepolisianpun menembaki kerumunan massa.
Saat kejadian pada 21 malam, Rino Wijaya sedang berjualan di sekitar Hotel Ibis Tanah Abang dan menyaksikan bentrokan terjadi. Namun ia tidak menyangka, tepat di Hotel Ibis punggungnya terkena peluru karet. Namun Rino hanya mendapatkan luka benjolan kecil, karena masih mau menjual habis dagangannya iapun tak menghiraukan tembakan peluru tersebut.
Aksi bentrokan tersebut berlangsung mulai 21 hingga 22 Mei subuh hari, namun saat Rino hendak beranjak pulang ke rumah karena waktu sudah subuh. Tiba-tiba sebuah peluru tajam nyasar bersarang dibagian tubuhnya, tepatnya menyerempet dibagian alat kelamin dan bersarang di pahanya.
Karena kejadian itu, Rino terpaksa harus merelakan satu buah zakarnya diangkat oleh dokter akibat dari terkena peluru tajam. Ia pun langsung dilarikan ke RSUD Tarakan bersama dengan korban lainnya.
“(Kena tembak peluru tajam) Hotel Ibis di Pasar Tanah Abang, tiba-tiba ada peluru nyasar,” ujar Rino Wijaya kepada Lontar.id usai massa aksi Halalbihalal mengawal putusan MK, Kamis (27/6/2019).
Rino mengetahui bahwa luka tembakan dibagian alat vitalnya itu, setelah seorang dokter memberitahunya, bahwa dirinya baru saja kena tembakan peluru tajam pada saat ada aksi unjuk rasa di Tanah Abang.
Dia menjalani proses perawatan selama seminggu hingga merasa baikan dan diperbolehkan dokter untuk pulang. Terkait biaya pengobatan untuk operasi, Rino mengaku mendapatkan pengobatan gratis dari Pemprov DKI Jakarta.
Kendati biaya operasi gratis, namun Rino tetap harus menjalani kontrol secara rutin di rumah sakit. Kontrol rutin tersebut, Rino tidak mendapatkan tanggungan dan harus membayar sendiri. Setiap sekali se pekan ia harus cek up ke dokter dengan biaya yang harus dikeluarkan sebesar Rp300 ribu sekali kontrol.
Selain biaya itu, ia juga menggunakan pil China untuk meredakan rasa sakit dengan harga 1 jutaan. Untuk menambah biaya pengobatan, Rino terpaksa harus tetap berjualan seperti biasanya meski dirinya dalam ekeadaan sakit.
“Habis sekitar 5 juta bi obat China,” imbuhnya
Saat ia berada rumah sakit, ia mengalami koma dan setelah tersadar dan bangun dirinya menemukan dibagian badannya terpasang kabel pendeteksi jantung dan ia merasa kaget.
“Di rawat 1 Minggu, saya koma dan badan saya di kasih kabel,” akunnya
Ayah dua anak ini tetap bersikeras berjualan dan harus menahan rasa sakit di bagian kakinya. Meski kedua orang tuanya melarang karena masih dalam perawatan dokter. Karena terkendala biaya, profesi itu tetap ia jalani sepenuh hati.
Karena sudah keseringan jualan, paha Rino yang terkena peluru tajam, kini tidak lagi merasakan apa-apa (mati rasa). Walau Rino menaruh es batu di bagian kakinya tetap tidak merasakan sama sekali.
“Kalau sakit udah enggak lagi, sudah kebal jadi enggak ngerasa apa-apa. Saya kasih es ini (sambil mengambil sebotol minuman dingin dan menaruh dibagian kakinya) kulit saya enggak ngerasa apa-apa,” tambahnya
Massa aksi yang mendengar cerita Rino merasa terharu dan mengajak massa yang berada disekitar lokasi untuk membantu dengan memberikan uang seala kadarnya. Meski jumlahnya tidaklah terlalu besar, tapi bagi Rino, bantuan tersebut sudah lebih dari cukup untuk membeli obat.
“terima kasih, terima kasih,” terangnya
Rino merupakan salah satu korban salah tembak yang belum teridetifikasi, sehingga salah satu tim Prabowo-Sandi yang berada di lokasi, mengajak Rino untuk sama-sama melaporkan kejadian tersebut ke Komnasham besok setelah salat Jumat di Masjid Sunda Kepala, Menteng.
Tim Prabowo-Sandi dalam orasinya si Mobil Komando saat aksi Halalbihalal di Jalan Merdeka mengawal putusan MK, rencananya akan melaporkan secara resmi korban penembakan aparat kepolisian di Komnasham.