Lontar.id – Korban meninggal dunia akibat banjir bandang di Kabupaten Luwu Utara kembali bertambah, menjadi 24 orang. Sementara jumlah orang hilang menjadi 45.
Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Luwu Utara, Muslim Muchtar, mengatakan hal itu pada Kamis, 16 Juli 2020.
Muslim menambahkan, Tim SAR gabungan telah membuat 39 titik pengungsian untuk warga terdampak banjir. 20 di antaranya disiapkan oleh pemerintah daerah.
“Untuk kondisi sekarang, yang dibutuhkan adalah suplai makanan siap saji dan makanan yang bisa langsung dikonsumsi dalam kurun waktu 2-3 hari ke depan. Karena jika melihat kondisi riil sekarang di lapangan, butuh waktu lama untuk recovery,” ungkap Muslim.
Selain itu, kebutuhan mendesak lainnya kata Muslim ialah keperluan sanitasi potabel, lampu poetabel, dan alat berat PC-100.
“Saat ini banyak bantuan alat berat, tapi tidak bisa mendorong material longsor yang cukup tinggi. Kita juga butuh alat isap air, karena kebutuhan air bersih sangat mendesak,” imbuhnya.
Muslim juga mengaku bersyukur karena relawan dari semua kabupaten/kota tetangga sudah datang membantu sejak banjir surut.
“Dan hari ini, kami masih fokus melakukan pencarian orang hilang. Juga kita fokus pada pembersihan jalur Trans Sulawesi, karena penting untuk mobilisasi logistik, sebagai kebutuhan dasar khusunya para pengungsi,” jelasnya.
Sementara itu, Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani menambahkan, jika membuka akses daerah yang terisolir terutama jalan nasional Trans Sulawesi menjadi hal utama.
“Karena itu mejadi lalu lintas utama dan untuk kegiatan perekonomian, termasuk untuk akses ke lokasi pengungsian,” jelas Indah.
Saat ini semua bantuan didistribusikan menggunakan kendaraan roda dua melalui jalur alternatif yang cukup jauh. Karena kondisi jalan belum bisa diakses.