Lontar.id – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) membuat alat tes virus Corona yang setara dengan real time-polymerase chain reaction (RT-PCR), yang selama ini diandalkan dalam pengetesan COVID-19.
“Ini akan lebih bisa diandalkan dan akan menjadi pengganti rapid test. Karena, kalau rapid test agak menipu, lantaran perlu tujuh hari untuk menunggu terbentuk antibodi,” kata Kepala LIPI, Laksana Tri Handoko.
Alatnya dinamai reverse transcription loop-mediated isothermal amplification (RT-LAMP) turbidimetry atau RT-LAMP turbidimetry, yang sebelumnya telah digunakan untuk mendeteksi virus-virus influenza, MERS, serta SARS, dan kini virus Corona.
“Harapannya, Agustus-September sudah bisa kita edarkan,” kata Handoko.
Menurut klaim Handoko, kelebihan RT-LAMP turbidimetry, nantinya, tidak harus menunggu antibodi manusia terbentuk selama tujuh hari. Deteksi bisa lebih cepat dari rapid test.
Pengetesan sampel juga tidak perlu alat PCR. Memakai alat RT-LAMP turbidimetry, hanya perlu kolam air dengan suhu 60 derajat Celsius dan bisa dilakukan di mana saja.
“Hasilnya, lebih cepat ketimbang RT-PCR. Waktu reaksi adalah 1 jam, lebih cepat ketimbang PCR yang butuh waktu 4 jam ekstraksi.”
“Perkembangan riset turbidimetri sampai saat ini sudah sampai tahap ‘mampu membuktikan dia bisa mendeteksi virusnya ada atau nggak’. Harapannya, kita berharap bulan Agustus atau September uji validasi dan optimasi sudah selesai,” kata Handoko.
Pengetesan RT-LAMP turbidimetry juga tidak menggunakan sampel darah, melainkan menggunakan swab test seperti tes PCR. “Sebenarnya ada satu lagi jenis tes, tapi masih perlu proses penelitian lebih lanjut, yakni RT-LAMP colorimetry,” tambahnya.
Menurut Handoko, tes Corona secara akurat di Indonesia (selama ini dilakukan memakai PCR) idealnya berjumlah 100 ribu per hari. Target 20 ribu per hari yang saat ini terus dikejar sebenarnya masih jauh dari ideal.
“Kita masih lemah dalam hal kapasitas jumlah maupun dari segi kecepatan hasil,” kata Handoko.
Lalu Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik LIPI, Agus Haryono, menjelaskan RT-LAMP turbidimetry ini diteliti dan dibikin dengan anggaran murni dari mitra.
“Apalagi pemerintah sudah memberi sinyal akan memberikan pengurangan pajak bagi perusahaan-perusahaan yang membantu penanganan COVID,” kata Agus.