Lontar.id – Partai Golkar telah menjadwalkan pelaksanaan Musyawarah Nasional (Munas) untuk memilih Ketua Umum periode 2019-2024. Jadwalnya telah diputuskan dan akan diselenggarakan di Jakarta tanggal 4-6 Desember 2019.
Airlangga Hartarto (petahana) dipastikan kembali maju merebut kursi nomor satu partai berlambang pohon beringin. Sementara Bambang Soesatyo (Bamsoet) juga diwacanakan oleh sejumlah DPD turut meramaikan Munas Golkar.
Meski sebelumnya, Bamsoet mengaku colling down setelah diserahkan jabatan sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), namun Bamsoet bermanuver kembali untuk maju di bursa Munas.
Menanggapi sikap Bamsoet yang dianggap tidak berkomitmen setelah diberi jabatan Ketua MPR. Airlangga mengingatkan kembali Bamsoet tentang isi komitmen agar tidak maju atau mengundurkan diri sebagai caketum.
Bila Bamsoet dipastikan maju, maka persaingan dengan Airlangga semakin ketat, karena keduanya mendapatkan dukungan dari sejumlah DPD.
Munas Golkar kali ini merupakan ujian terhadap Airlangga, apakah dirinya mampu mempertahankan jabatan sebagai ketum Golkar dua periode. Sebab, pemilihan ketum Golkar Pasca Reformasi selalu bergantian dan belum pernah ada yang menjabat selama dua periode.
Pasca Presiden Soeharto lengser dari kursi kekuasaan, mantan aktivis HMI Akbar Tanjung menahkodai Golkar mulai 1998-2004. Lalu dilanjutkan Jusuf Kalla pada 2004-2009, Aburizal Bakrie 2009-2016, Setya Novanto 2016-2017 dan Airlangga Hartarto 2017 sampai sekarang.
Tradisi pergantian Ketum Golkar setiap Munas diadakan, sebab partai pohon beringin memiliki kader yang cukup banyak seta matang dalam pentas politik, sehingga memungkinkan terjadinya sirkulasi kekuasaan.
Beberapa tokoh nasional yang pernah besar di Golkar, sebut saja di antaranya Surya Paloh (NasDem), Wiranto (Hanura) dan Prabowo Subianto (Gerindra).
Nah, sekarang apakah Airlangga mampu mematahkan tradisi pergantian Ketum Golkar atau terjungkal dari kursi kekuasaan dan digantikan oleh Bamsoet?
Editor: Ais Al-Jum’ah