Tren kemenangan Ole Gunna Solksjaer terhenti di kandangnya sendiri. Menyakitkan.
Lontar.id – Pertandingan antara Manchester United vs Paris Saint-Germain telah menunjukkan hasil yang kurang baik bagi Setan Merah. Ia tumpas di kandang dengan skor 2-0.
Hasil tersebut juga kian mempersulit langkah MU untuk maju ke babak per delapan final, sebab ia akan menghadapi laga sulit di partai kedua yakni bermain di kandang PSG.
Rumitnya adalah, Manchester United harus dipaksa menyerang total, untuk paling tidak bisa menyamakan skor terlebih dahulu. Dua gol bukan hal mudah untuk disarangkan di Le Parc des Princes.
Namun apakah mereka yakin, tidak akan kebobolan oleh PSG, saat seluruh penyerang dahsyatnya kembali? Seperti Cavani dan Neymar? Tentu saja itu hal sulit untuk dibayangkan dan diprediksi.
Jika memang boleh, sebaiknya MU harus megingat jika PSG juga pernah merasakan pahitnya sakit hati saat takluk di kadangnya sendiri. Waktu itu, satu kakinya sudah menapak di per delapan final Champions.
Namun nahas, anak asuh Unai Emery masa itu, kalah telak dengan skor 6-1 di kandang Barcelona. Padahal, ia sudah mengantongi 4 gol semasa Leg 1 di Pas des Prinsces. Hasil yang sulit diterima nalar.
Mau tidak mau, bisa dibilang keuntungan Barcelona saat itu adalah mereka punya dua penalti, mengikut dengan dua kesempatan emas yang terbuang karena dilanggar dalam kotak penalti.
Pelanggaran itu pun masih dalam tanda tanya, apakah itu murni pelanggaran ataukah ada “kejahilan” di dalamnya. Namun yang pasti, sejarah itu sudah tertoreh. Barcelona dianggap sebagai tim yang berhasil come back dengan selisih gol yang begitu banyak.
Membaca sejarah itu, MU haruslah bersiap untuk memperkuat strateginya. Pertama adalah menyerang total dan memasang bek tangguh di lini belakang.
Kedua adalah memakai taktik Barcelona, yaitu memanfaatkan kesalahan barisan belakang PSG, dan menjadikannya blunder fatal. Bisa dengan mencari penalti atau tendangan bebas di daerah yang rawan.
Lebih dari itu, jika tidak memanfaatkan momentum, tampaknya akan sulit kalau berpikir MU akan menang di Paris. Sebab, Ole bukanlah Ferguson, dan Manchester tidak sedang berlaga di Premier League. Ia hanya butuh jadi Barcelona saja.
Baca juga: Diduga Lecehkan Perempuan, Simic Dapat Masalah di Australia
Wajah Pertandingan
Pada laga ini, PSG memang tidak memainkan beberapa pemain utama, seperti Neymar dan Edinson Cavani. Meski begitu, PSG tetap tajam dan percaya diri.
Peluang pertama diciptakan PSG, melalui mantan pemain Manchester United, Angel di Maria. Sayangnya, bola sepakannya masih melenceng.
Berbalik, Marcus Rashford yang mengancam. Sepakan spekulasinya masih bisa diamankan Gianluigi Buffon. Kemudian Kylian Mbappe. Ia nyaris menjebol gawang yang dikawal De Gea, nahas, kesempatan itu gagal.
Dalam laga ini pula, dua pemain Manchester United menerima kartu kuning, yakni Ashley Young dan Paul Pogba. Sementara di PSG, tercatat Julian Draxler, Presnel Kimpembe, dan Juan Bernat.
Usai babak pertama, Manchester United mengganti pemain. Ole memasukkan Juan Mata menggantikan Anthony Martial, Alexis Sanchez mengganti Jesse Lingard.
Gol yang ditunggu pada laga itu akhirnya terjadi pada menit ke-53. Publik Old Trafford tersentak saat Kimpembe mencetak gol dari sepak pojok Angel di Maria.
Tak berselang lama, giliran Mbappe yang menambah muram Sang Setan pada menit ke-60. Setelah unggul dua gol, PSG bermain lebih tenang dan lebih banyak mengendalikan permainan.
Celakanya, jelang bubaran, Manchester United harus bermain dengan sepuluh pemain setelah Paul Pogba menerima kartu kuning kedua karena melanggar Dani Alves pada menit ke-89.
Setan Merah pun harus menerima kalau ia kehilangan pemain potensialnya pada laga selanjutnya di markas Paris Saint-Germain, Parc des Princes, 6 Maret 2019 mendatang.
Baca juga: Gelap Terang Luciano Leandro