Lontar.id – Hampir seluruh sektor usaha terdampak oleh pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia selama hampir dua tahun terakhir. Namun masih ada sektor usaha yang tidak terpengaruh oleh pandemi, salah satunya adalah peternakan lebah madu.
Nanik, 45 tahun, seorang peternak lebah madu di kawasan Pedukuhan Celan, Trimurti, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, mengaku pemasaran madu dari lebah-lebahnya cukup stabil.
Lebah yang diternakkan di rumahnya ada dua jenis, yakni lebah berukuran kecil atau lanceng atau Trigona Laeviceps dan lebah madu. Biasanya dia memanen madu tiga bulan sekali.
Madu yang dihasilkan oleh lebah lanceng sekitar 150 mililiter setiap kali panen. Sementara madu dari lebah sebanyak kurang lebih satu liter setiap kali panen.
Madu lanceng dijualnya dengan harga Rp 60 ribu per 100 mililiter, dan madu lebah dijualnya seharga Rp 130 ribu per botol sirup berukuran 450 mililiter.
Selain madu dari lebah-lebah yang diternakkannya, Nanik juga menjual madu jenis lain yang dibelinya dari relasinya sesama peternak lebah madu, di antaranya madu kelengkeng dan madu hitam pahit.
Madu hitam pahit memiliki beragam khasiat, di antaranya membantu pengobatan hipertensi dan bisa digunakan untuk diet. Berikut foto-foto peternakan lebah madu di rumah Nanik, Pedukuhan Celan, Trimurti, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta :