Lontar.id – Bagi suporter dan pencinta sepakbola Makassar, nama Marc Klok adalah sosok vital di PSM Makassar. Kehadirannya 2017 lalu bersama Pasukan Ramang, membuat klub tertua ini kian garang.
Pemilik nama lengkap Marc Anthony Klok ini bak melengkapi kepingan yang selama ini hilang. Ia garang dan tak kenal kompromi di tengah lapangan. Bahu-membahu bersama rekan timnya untuk memetik 3 poin setiap pertandingan yang ia lakoni.
Permainannya di lini tengah PSM bersama kompatriotnya, Wiljan Pluim dalam menyusun serangan, sangat berkontribusi besar bagi tim. Sudah dua musim beruntun Juku Eja diantar ke dalam pacuan sengit menuju podium juara.
Sebanyak 14 gol lahir dari pemain asal Belanda ini. 72 pertandingan bersama PSM Makassar di semua ajang telah ia catat. Perannya tak tergantikan, semangatnya terus membara.
Bagi pelatih PSM, tentu tak ada alasan untuk tak menurunkan Marc Klok sejak menit awal setiap pertandingannya. Kecuali, Klok mendapat akumulasi kartu, maklum sebagai seorang gelandang bertahan, ia kerap memotong serangan lawan dengan gaya bermainnya yang keras. Dari situ ia kerap berurusan dengan wasit dan berujung kartu kuning.
Salah satu sumber di internal PSM Makassar yang sempat berbicara dengan saya mengatakan Klok merupakan sosok pemain yang sangat rajin dalam latihan (maaf tanpa ada maksud menyudutkan pemain lain).
“Porsi latihannya dia tambah. Misalnya latihan sore, sebelum latihan dimulai dia sudah lebih dulu latihan. Belum lagi latihan-latihan di luar latihan bersama tim,” kata sumber tersebut.
Wajar saja jika setiap pertandingan Klok seperti tak kenal lelah, meski ia terus berlari membatu pertahanan dan lini serang Juku Eja.
Ia adalah sosok yang tak pernah putus asa, pekerja keras dan petarung. Buktinya, saat mendarat April 2017 lalu d Kota Makassar, ia memiliki mimpi bisa memberi kontribusi untuk Timnas Indonesia. Ya, meski jalan terjal dan proses naturalisasi harus dilalui ia membuktikan semua lewat usahanya.
Kini ia dipanggil latihan bersama anak asuh Simon McMenemy di Timnas Senior. Meski belum sepenuhnya menjadi bagian dari Timnas Indonesia, tapi setengah langkah dari mimpimya mulai ia gapai.
Usianya masih tergolong muda, ia lahir 20 April 1993, artinya baru berusia 26 tahun. Jejak kariernya masih panjang untuk ukuran pemain sepakbola profesional. Jika proses naturalisasinya segera rampung, tentu ini akan menjadi angin segar bagi Timnas Indonesia.
Meski tak akan ikut bertanding melawan Yordania atau Vanuatu. Usaha Klok untuk mewujudkan mimpinya patut diacungi 4 jempol. Usahanya tak pernah berhenti, semangatnya tak pernah padam.
Lewat Instagramnya, ia kini memamerkan jersey latihan Timnas Indonesia. Tampak cocok melekat di badan pemain Belanda ini. Semoga seluruh proses naturalisasi segera rampung, kami tentu menanti aksi-aksi Klok bersama Pasukan Garuda, timnas Indonesia.
Satu lagi, Klok membuktikan ia mulai cinta dengan Indonesia. Ia sudah membangin sebuah villa di Bali dan membuka usaha fafe di Makassar. Good luck, Klok!
Penulis: Vikar Sammana