Sunday, May 18, 2025
Jaringan :   Cermis.id   Etnis.id
Lontar.id
  • PaliwaraNews
  • BiwaraIndepth
  • NusantaraBudaya
  • KanggaOlahraga
  • RagamHiburan
  • KolomOpini
No Result
View All Result
Lontar.id
Home Indepth

Mengapa Indonesia Tidak Mudah Memadukan Kelas Online dan Offline Selama Pandemi?

Oleh Lontar ID
9 September 2020
in Indepth
Bemo Baca, Cara Sutikno Ajak Anak-anak Membaca

Anak-anak yang membaca di perpustakaan keliling milik Sutino. Foto: Lontar/Dumaz Artadi.

170
SHARES
Share on FacebookShare on Twitter

Penutupan sekolah di Indonesia dan penerapan pembelajaran berbasis online akibat pandemi COVID-19 berdampak pada sekitar 68 juta siswa dari tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga pendidikan tinggi.

Salah satu dari mereka yang terdampak adalah Hazel (16), seorang siswa Sekolah Menengah Atas.

“Kami mendapat lebih banyak pekerjaan rumah daripada materi pelajaran, jadi kami menghabiskan lebih banyak waktu untuk mengerjakannya. Terkadang kami begadang hingga pukul 11 malam untuk mengejar tenggat waktu,” cerita Hazel kepada The Conversation Indonesia, baru-baru ini.

Memindahkan kelas secara online juga menimbulkan beban tambahan bagi guru karena mereka harus menggunakan teknologi dalam metode pembelajaran mereka, sebuah keterampilan yang tidak dimiliki banyak orang.

Tantangan lain dari pembelajaran online adalah akses internet dan kesiapan siswa-orangtua yang terbatas, serta kualitas guru yang buruk.

Ikatan Guru Indonesia (IGI) telah mengusulkan penerapan metode belajar campur atau blended learning – metode pembelajaran yang memadukan pembelajaran online (jarak jauh) dan tatap muka (di kelas) – sebagai upaya untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif di tengah pandemi.

Metode belajar campur ini berasal dari praktik pendidikan berbasis teknologi pada tahun 1960-an dan 1970-an.

Sekolah yang berada di zona hijau dan kuning sudah dapat mempersiapkan pembelajaran tatap muka di kelas. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi, CC BY

Sistem ini menawarkan kursus berbasis situs web, video yang disiarkan secara langsung, dan panggilan konferensi yang dapat digunakan untuk mendukung pendidikan dengan pendekatan tradisional.

Sejumlah negara di Eropa, seperti Jerman, Norwegia, dan Denmark, sudah mulai mengadopsi metode pembelajaran campuran untuk membantu mengadakan kelas di tengah pandemi. Dengan melakukan kelas secara online dan offline, sekolah bisa berjalan dengan baik selama pandemi.

Metode belajar campur mungkin berhasil di Eropa, tapi pelaksanaannya di Indonesia masih sulit meski metode tersebut berpotensi untuk mereformasi sektor pendidikan di negara ini.

Baca juga: Mengapa Sentimen Negatif Terhadap Etnis Cina Mengakar Kuat di Indonesia?

Tantangan

Negara-negara di Eropa melakukan pembelajaran campuran dengan membatasi jumlah siswa dalam satu maksimal sebanyak 10-15 siswa dan mengadakan pembelajaran tatap muka dengan online secara bergantian.

Selama pembelajaran tatap muka di kelas, siswa berdiam di dalam kelompok-kelompok kecil. Waktu belajar di kelas juga dipersingkat untuk menghindari infeksi COVID-19.

Beberapa berpendapat bahwa penggunaan metode belajar campur selama pandemi dapat menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan aman karena materi sekolah yang disampaikan secara online dan offline akan mempersingkat waktu belajar.

Namun, penerapan metode ini di Indonesia masih menghadapi banyak kendala – terutama menyangkut pembelajaran online.

Sebuah penelitian menyatakan bahwa metode ini merupakan metode pembelajaran yang efektif jika siswa dan guru memiliki kemampuan dan pengalaman dalam menggunakan teknologi.

Kesenjangan digital di Indonesia membawa tantangan untuk metode pembelajaran ini, karena metode ini masih bergantung pada pembelajaran online.

Selama beberapa bulan terakhir, siswa di seluruh negeri mengandalkan pembelajaran online (jarak jauh) untuk mendukung pendidikan mereka. Jagrit Parajuli/Pixabay, CC BY

Lismah (52), seorang pengelola PAUD di Cirebon, sudah mencoba untuk menerapkan metode belajar campur selama pandemi ini. Ia mengalami kesulitan dalam menyelenggarakan kelas secara online karena banyak orang tua siswa yang memiliki sumber daya teknologi yang terbatas.

“Siswa diberi pekerjaan rumah,” kata Lismah. “Para guru mengingatkan orang tua tentang pekerjaan rumah ini melalui grup Whatsapp, tapi kami sadar beberapa orang tua tidak memiliki ponsel.”

Menerapkan metode belajar campur di Indonesia membawa beban tambahan bagi para guru karena mereka diharapkan dapat menguasai dua metode mengajar, yaitu secara jarak jauh dan tatap muka.

“Kami diharapkan bisa bekerja dengan lebih keras. Kami harus mempersiapkan kegiatan pembelajaran baik secara online maupun offline di kelas. Kegiatan-kegiatan tersebut harus sinkron agar tidak saling tumpang tindih dalam mencapai tujuan pembelajaran,” kata Aris (39), seorang guru SMP dari Cirebon, kepada The Conversation Indonesia.

Edi Subkhan, seorang dosen teknologi pendidikan dan kurikulum di Universitas Negeri Semarang, Jawa Tengah, juga berpendapat bahwa sekolah dan guru harus terlebih dulu memiliki kapasitas tertentu untuk menerapkan metode pembelajaran ini.

“Ada guru-guru yang mampu menerapkan metode ini karena mereka memiliki keterampilan untuk mengoperasikan berbagai teknologi, tapi ada juga guru yang belum paham betul apa itu pembelajaran online, bahkan pembelajaran campuran,” ujarnya.

Kembali ke sekolah di tengah pandemi, bahkan dalam suasana dengan metode belajar campur, dapat terasa meresahkan. Apalagi ketika murid sudah lama tidak melakukan pembelajaran tatap muka di kelas.

Zamzami Zainudin, seorang peneliti dari University of Hong Kong, menjelaskan tantangan untuk membiasakan siswa kembali dengan pembelajaran tatap muka.

“Banyak siswa yang menjadi terlalu nyaman dengan pembelajaran jarak jauh karena mereka lama tidak melakukan pembelajaran tatap muka. Jadi saat pembelajaran di dalam kelas dilanjutkan kembali, mereka perlu diingatkan kembali. Hal ini menjadi tantangan guru untuk memotivasi mereka kembali,” kata Zamzami.

Tantangan lain terkait menjaga kesehatan dan keselamatan selama kegiatan pembelajaran di kelas. Sekitar 20% orang Indonesia masih tidak memakai masker saat bepergian ke luar.

Sekolah kosong tapi itu semua akan berubah ketika pembelajaran di kelas dilanjutkan kembali. PublicDomainPictures/Pixabay, CC BY

Indonesia memiliki tingkat kematian akibat COVID-19 yang tertinggi di Asia Tenggara dengan 7.417 kematian terhitung 31 Agustus. Indonesia juga mencatat jumlah infeksi COVID-19 tertinggi kedua di Asia Tenggara dengan 174.796 kasus – di belakang Filipina yang memiliki 220.819 kasus.

Peluang yang berkembang

Meskipun metode belajar campur baru diterapkan oleh beberapa sekolah yang telah melaksanakan uji coba, terdapat peluang untuk menerapkan metode ini sebagai bagian dari reformasi pendidikan Indonesia selama pandemi.

Aris berpendapat bahwa penerapan pembelajaran campuran pada masa pandemi dapat meningkatkan kemampuan guru untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh yang efektif, terutama terkait penggunaan teknologi.

“Suka atau tidak suka, guru dituntut untuk kreatif dalam menggunakan teknologi informasi. Kami harus memilih teknologi mana yang cocok dengan kegiatan pembelajaran, mempelajari cara menggunakannya, kemudian mengevaluasi bagaimana kami menggunakannya untuk melihat kesesuaiannya dalam kegiatan pembelajaran tersebut,” kata Aris.

Baca juga: Upaya Urban Farming di Tengah Ancaman Defisit Pangan Semasa Pandemi

Edi mendukung gagasan ini. Menurut dia, metode belajar campur dapat menjadi langkah awal menuju sistem pendidikan yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi.

Mengingat keterbatasan infrastruktur, literasi digital, dan kesejahteraan ekonomi di Indonesia, mengembangkan sistem pendidikan semacam ini harus dilakukan secara bertahap.

“Dengan fleksibilitas yang dimiliki metode ini dalam memadukan pembelajaran online dan tatap muka, kita dapat membangun sistem pendidikan yang tidak memaksakan sepenuhnya berbasis internet, karena kita juga mempertimbangkan konteks sosial, ekonomi dan geografis Indonesia,” ujarnya.

Zamzami menambahkan bahwa metode belajar campur juga akan membuka pintu bagi teknologi-teknologi yang sedang berkembang di sektor pendidikan Indonesia, seperti augmented reality dan komputasi.

“Banyak teknologi baru di bidang pendidikan yang masih terbatas di Indonesia. Pembelajaran campuran adalah bentuk teknologi paling sederhana yang bisa kita mulai terapkan,” kata Zamzami.

Ayesha Muna menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.

Penulis: Ayesha Nadya Muna, Editor, The Conversation dan Ika Krismantari, Deputi Editor Eksekutif, The Conversation. Artikel ini terbit pertama kali di The Conversation. Baca artikel sumber.

Share68Tweet43Share17SendShare
ADVERTISEMENT
Previous Post

Cara Mobil Iklan Keliling Sosialisasi Bahaya COVID-19 di Jakarta

Next Post

Kilas: 14 WNI Dipulangkan dari Panama City, Timnas U-19 Dibantai 1-7 Oleh Kroasia, Dll

Related Posts

Politik Anggaran di Pemerintah Kota Makassar Belum Ramah Difabel
Indepth

Politik Anggaran di Pemerintah Kota Makassar Belum Ramah Difabel

by Lontar ID
20 December 2020

Anggaran terkait isu disabilitas pada tahun 2017 dan 2018 masing-masing hanya sekitar 0,021 persen dan 0,018 persen, masih jauh dari...

Read more
Kebijakan Inklusi Disabilitas Setengah Hati di Makassar

Kebijakan Inklusi Disabilitas Setengah Hati di Makassar

15 December 2020
Tetta Siaga di Takalar Jadi Gerakan Pemenuhan Gizi Ibu Hamil Saat COVID-19

Tetta Siaga di Takalar Jadi Gerakan Pemenuhan Gizi Ibu Hamil Saat COVID-19

13 December 2020
Asa dan Upaya Bertahan Hidup Nelayan Pulau Kodingareng

Asa dan Upaya Bertahan Hidup Nelayan Pulau Kodingareng

7 October 2020
Tenggiri Menghilang dari Copong Kepulauan Spermonde

Tenggiri Menghilang dari Copong Kepulauan Spermonde

6 October 2020
Mengintip Jejak Peradaban Tiongkok di Washington DC

Mengapa Sentimen Negatif Terhadap Etnis Cina Mengakar Kuat di Indonesia?

8 September 2020
Lontar.id

PT. Lontar Media Nusantara

Follow us on social media:

  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
  • Redaksi

© 2019 Lontar.id - Aktual Relevan Menyegarkan

No Result
View All Result
  • PaliwaraNews
  • BiwaraIndepth
  • NusantaraBudaya
  • KanggaOlahraga
  • KolomOpini
  • RagamHiburan
  •  Etnis.idwarta identitas bangsa
  •  Cermis.idaktual dalam ingatan

© 2019 Lontar.id - Aktual Relevan Menyegarkan

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In