Lontar.id – Aksara mandarin atau Han Zi terpampang di sebagian besar bangunan di lokasi itu, baik sebagai papan nama tempat usaha maupun ornamen jendela serta pintu.
Beberapa pejalan kaki menyusuri trotoar berwarna merah, yang masih basah oleh sisa air hujan. Seorang wanita berwajah oriental bahkan berjalan sambil masih memegang payungnya yang terbuka.
Sebagian gedung di daerah itu, di sebelah timur Downtown dekat Penn Quarter, Washington DC, kental dengan arsitektur Tiongkok, didominasi warna merah, kuning dan keemasan. Bahkan gerbang masuk ke kawasan itu, berbentuk tradisional Tiongkok yang menonjol dipajang di H dan 7th Streets.
Kawasan itu merupakan kawasan pecinan atau Chinatown, yang terkenal sebagai kawasan seni dan hiburan. Chinatown sudah direvitalisasi, termasuk pembangunan restoran baru, hotel, klub malam, museum, teater, dan toko-toko trendi.
Pada tahun 1990-an, banyak daerah yang diruntuhkan, untuk membuka jalan bagi MCI Center (sekarang Capital One Arena), namun Chinatown tetap menjadi salah satu tujuan paling populer bagi para wisatawan yang mengunjungi ibukota negara.
Restoran di Chinatown juga paling banyak dikunjungi saat parade tahunan, yakni Tahun Baru Cina atau Imlek.
Chinatown memiliki sejarah yang cukup panjang. Pada awal 1900-an, mayoritas penghuni pecinan atau daerah Chinatown adalah imigran Jerman.
Pada sekitar tahun 1930-an, imigran Cina mulai pindah ke daerah itu, setelah mereka dipindahkan dari Chinatown asli di sepanjang Pennsylvania Avenue, ketika kompleks kantor pemerintah Segitiga Federal dibangun.
Seperti lingkungan Washington lainnya, penghuni Chinatown menurun tajam setelah kerusuhan 1968. Mereka pindah ke daerah pinggiran kota, karena meningkatnya kejahatan di kota itu dan memburuknya iklim bisnis.
Pada tahun 1986, kota ini mendedikasikan Friendship Archway, sebuah gerbang tradisional Tiongkok yang dirancang oleh arsitek lokal Alfred Liu, dibangun untuk memperkuat karakter Cina di lingkungan itu.
Inti dari lingkungan dihancurkan untuk membuka jalan bagi MCI Centre, yang selesai pada tahun 1997, dan pada tahun 2004, Chinatown direnovasi, dengan biaya mencapai $ 200 juta.
Renovasi tersebut mengubah daerah itu menjadi lingkungan yang ramai untuk kehidupan malam, belanja, dan hiburan.
Salah satu daya tarik utama dari lingkungan ini adalah masakan Asia, serta becak, yang saat ini mulai ada di kawasan itu.
Ada lebih dari 20 restoran dan bar milik keluarga lokal di Chinatown Washington DC, serta berbagai restoran lain yang bisa didatangi dengab berjalan kaki dari lingkungan yang bersejarah ini.
Berikut foto-foto kegiatan di sekitar Chinatown, yang diabadikan oleh fotografer Lontar, Muhaimin Untung,
Editor: Kurniawan