Jika ke Makassar, Saphira Indah atau yang akrab disapa Indah senang sekali menyambangi Sarabba Sungai Cerekang. Bukan karena ia doyan makan gorengan, melainkan karena suka berkumpul dengan keluarganya.
Jakarta, Lontar.id – Saphira Indah telah pergi menghadap Ilahi pada malam buta, 30 Januari 2019. Kemarin, kabar kepergiannya mengaduk batin dan mengundang air mata seluruh keluarga besarnya.
Saya mewawancarai keluarganya, sepupu dua kali dari Saphira Indah. Namanya Achmad Razak. Ia orang pertama yang saya tahu kabarnya, kalau Indah sudah meninggal. Saphira sendiri punya darah Makassar.
Awalnya, Razak mengunggah status whatsapp dan mendoakan keluarganya itu. Sesaat sebelum meninggal, memang Indah sempat sakit. Itupun tiba-tiba.
“Tidak ada sakit parah, kok,” kata Razak.
Indah memang sempat sesak napas dan menggigil. Sudah lima hari begitu saja. Hari kelima, sakitnya kian dikeluhkan. Indah pun meminta untuk dirawat di rumah sakit.
Tak lama, Indah dilarikan ke rumah sakit pada tanggal 28 Januari. Hari sudah malam saat itu. Razak menambahkan, kalau ia tahu kabar dari keluarganya dua hari belakangan.
“Intinya, tidak ada sakit. Baru juga itu keluhannya. Itu informasi dari keluarga yang ada di Jakarta,” bebernya.
Ia pun meminta tolong agar jenazah Indah didoakan dan diberi tempat yang terbaik yang Allah siapkan.
Soal kesan-kesan yang didapatnya, Razak mengaku sangat bangga dengan sepupunya itu. Ia sosok sederhana dan mandiri. Bahkan, belum lama ini, ia bikin usaha kecil-kecilan.
“Bikin usaha kue. Namanya Saphira Cake.”
“Kalau datang ke Makassar, pasti datang ke warung Sarabba Sungai Cerekang. Tidak minum Sarabba, paling cuma icip-icip saja.”
“Setelah orang-orang di warung tahu kabar kalau Indah meninggal, semuanya pada menangis. Sedih rasanya, karena Indah selalu main ke warung (Sarabba Sucer) dan ramah pada seluruh pegawai.”
Hanya itu yang bisa disampaikan Razak. Yang ia tahu, Indah orang yang ramah, baik budi, dan mandiri. “Tidak membesarkan dirinya sebagai seorang selebritas juga. Itu yang saya ingat,” tandas Razak.