Lontar.id — Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) memimpin rapat koordinasi dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Ekon) dan sejumlah Menteri Kabinet Kerja mengadakan membahas Finalisasi Daftar Usulan Proyek Strategis Nasional (PSN) pada Rabu 15 April 2020.
“Saya telah berdiskusi dengan Menko Ekon, kita mau coba melihat proyek mana saja yang bisa didanai oleh sektor swasta, jadi tidak hanya oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)” ucap Menko Marves, Luhut B. Pandjaitan, mengawali Rakor.
Menko Marves kemudian mengutarakan harapannya dengan adanya status PSN, proyek-proyek investasi swasta yang selama ini mengalami kendala dapat segera diselesaikan, sehingga bisa menyerap tenaga kerja dan menghasilkan devisa.
“Saya berharap kita bisa lebih cepat walaupun dalam situasi yang seperti ini,” katanya.
Baca juga: Menkes Tetapkan PSBB untuk Kota Makassar
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, hingga 31 Desember 2019 sebanyak 88 persen PSN telah melewati tahap persiapan, termasuk di dalamnya adalah terkait program ketenagalistrikan 35.000 MW dan Program Kebijakan Pemerataan Ekonomi.
“Sementara 12 persen masih dalam tahap penyiapan, termasuk di dalamnya adalah program Industri Pesawat,” papar Airlangga Hartarto.
Berdasarkan evaluasi pelaksanaan PSN, terdapat 9 PSN dan 1 Program yang penyelesaiannya melebihi 2024 sehingga dikeluarkan dari daftar PSN. Sementara saat ini sudah ada 232 usulan proyek baru. 84 usulan proyek berasal dari 5 Kementerian, 123 usulan proyek berasal dari 13 Pemerintah Daerah, 17 usulan proyek berasal dari 4 BUMN/BUMND, dan 8 usulan proyek berasal dari swasta.
Lebih lanjut, Plt. Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Marves, Septian Hario Seto mengatakan, pihaknya sudah berkomunikasi dengan Komisi Percepatan Pembangunan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), terkait beberapa usulan proyek yang dievaluasi dari segi pendanaan, aspek kemampuan investor, dampak terhadap perekonomian, dan aspek tata ruangnya sudah dapat memenuhi untuk kriteria PSN.
Baca juga: Luhut Serahkan Aturan Boleh Tidaknya Ojol Angkut Penumpang Selama PSBB ke Pemda
Menurutnya, terdapat 9 usulan proyek lain yang telah dievaluasi untuk memastikan investor yang berinvestasi di proyek tersebut memiliki kemampuan finansial dan eksekusi untuk mewujudkan proyek dan bisa selesai sebelum 2024.
Kesembilan proyek tersebut terdiri dari 6 proyek terkait smelter, 1 proyek pengolahan batu bara menjadi methanol di Kalimantan Timur, proyek Kawasan Industri Methanol, dan pembangunan jalur tol Kediri-Tulungagung.
Terkait dengan usulan PSN tersebut di atas, Menko Marves dan Menko Ekon akan melengkapi lebih lanjut kekurangan dokumennya, dan diteliti kembali kebutuhan masing-masing usulan proyek tersebut terkait dengan status PSN.
Sementara menyusul proyek lain yang diusulkan untuk dievaluasi antara lain, Kawasan Industri Pulau Obi. Proyek ini meyerap jumlah tenaga kerja asal Indonesia sebesar 1.978 orang. Saat ini telah memiliki desain smelter RKEF tahap 2 dengan estimasi investasi sekitar USD 800 juta.
Sebelumnya, Plt. Deputi Seto menyebutkan bahwa dalam kawasan ini telah terdapat Smelter RKEF tahap 1 yang telah beroperasi sejak tahun 2016. Dirinya menekankan bahwa investor mayoritas pada proyek ini berasal dari investor domestik yaitu Grup Harita.
Baca juga: Aktifkan 78 Laboratorium, Pemerintah Target 10 Ribu Tes PCR
“Namun pembangunan yang signifikan adalah Smelter HPAL (High Pressure Acid Leaching), pembangunan sudah hampir selesai, diperkirakan kwartal ketiga 2020 akan beroperasi. Produk smelter ini adalah MHP (bahan Katoda Lithium Battery), nikel Sulfat, dan Kobalt Sulfat. Nilai investasi smelter ini diperkirakan sekitar USD 1M,” terangnya.
Usulan kedua adalah Weda Bay Industrial Park. Harusnya jika tidak ada permasalahan Covid 19, peresmian operasi untuk smelter dilakukan pada April 2020. Rencana total investasi tahun ini sekitar USD 4-5 miliar.
“Pangsa ekspornya dari tahap 1 sudah cukup signifikan yaitu pada 2024 diperkirakan mencapai USD 2 miliar. Jika pada tahun tersebut telah fully invested, kami perkirakan nilainya bisa jauh lebih besar,” jelasnya.
“Dua kawasan industri ini yang sudah masuk dalam kategori yang dapat dipertimbangkan dalam PSN. Jika berkenan, keduanya akan kami mintakan untuk dilengkapi kekurangannya untuk kemudian masuk dalam daftar proyek PSN,” lanjutnya.
(Diedit oleh Rahardi)