Jakarta, Lontar.id – Dinas Kebudayaan Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar, telah menetapkan 1 April sebagai hari kebudayaan. Penetapan hari kebudayaan ini untuk memberikan apresiasi terhadap multikultaralnya bangsa Indonesia, terutama di Makassar yang dihuni oleh berbagai latar belakang yang berbeda.
Kepala Dinas Kebudayaan Kota Makassar, Sittiara Kinang menjelaskan, Makassar sebagai kota yang pertama menginisasi terhadap kebudayaan daerah. Bagi Sittiara Kinang memperingati hari kebudayaan sangat penting dilakukan, sebab budaya mencirikan identitas dan karakter sebuah daerah yang membedakan satu dengan yang lain.
“Makassar saja (yang pertama), baru kota ini yang punya hari kebudayaan dari sekian banyak kabupaten/kota di seluruh Indonesia,” kata Sittiara Kinang, Senin (1/4/2019).
Menurut dia, penetapan hari kebudayaan tersebut bukan berasal dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud). Melainkan atas inisiasi dari Dinas Kebudayaan Makassar, karena dinilai Indonesia terdiri dari beragam suku dan budaya dari Sabang sampai Merauke.
Selain itu, yang paling penting bagi Sittiara Kinang, Pemkot Makassar dapat memperkenalkan suku dan budaya di Kota Daeng. Tak hanya berhenti sampai di situ saja, sebab warga yang bermukim di Kota Anging Mamiri ini bukan saja dari suku Bugis dan Makassar saja, melainkan dari berbagai suku. Olehnya itu, ia akan melibatkan berbagai suku saat perayaan hari kebudayaan pada 1 April mendatang.
“Nasional saja belum ada. Jadi setiap tahun di peringati dan sebenarnya bukan pilot project tapi kalau daerah lain mencontohkan bagus juga. Akan dilibatkan (seluruh instansi). Makassar sejak dahulu kala sudah multi etnis. Jadi semua warga yang bermukim bisa ikut merasakannya,” terangnya.
Dari perayaan Hari Kebudayaan tersebut Dinas Kebudayaan turut menghimbau seluruh pihak turut memperingati momentum ini sebagai wujud toleransi antar suku bangsa. Selain itu Pemkot akan merayakan hari kebudayaan selama satu bulan penuh pada sore hari pukul 17:00Wita di Benteng Fort Rotterdame .