Lontar.id – Pandemi Covid-19 berimbas pada hampir seluruh lapisan masyarakat, termasuk pada penghasilan beberapa perajin. Salah satunya dialami oleh seorang perajin tas di daerah Manggarai Jakarta Selatan, Mansyah (47).
Pria yang akrab disapa Manca ini sudah lebih dari 20 tahun menjadi perajin tas serta malang melintang di dunia outdoor, film dan menyediakan perlengkapan bagi pewarta foto.
Namun, sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia, pemilik brand Artek ini mengaku penjualan tasnya anjlok drastis dan menjelang bangkrut akibat krisis ekonomi di tengah pandemi ini.
Meski omzetnya menurun drastis, tak membuat Manca enggan berpartisipasi membantu pemerintah melawan Covid-19. Dengan keterampilan yang dimilikinya, Manca banting setir menjadi produsen alat pelindung diri (APD) yang dijualnya dengan harga terjangkau untuk masyarakat.
Keterampilan yang dimiliki Manca tidak membuatnya menggunakan aji mumpung dan menjual APD dengan harga selangit. Dia bahkan tak jarang memberikan APD buatannya secara cuma-cuma untuk warga yang membutuhkan.
“Yang penting pengrajin ama bahan kebeli. Kalo saya sih niatnya nolong aja,” ucapnya saat ditemui di workshopnya, Sabtu, 18 April 2020.
Dia telah memroduksi sekitar 5.000 baju hazmat dan belasan ribu masker, pesanan dari rumah sakit yang kesulitan mendapat APD dengan standarisasi medis namun dengan harga murah.
Dalam sehari Manca bisa menggunakan waktu selama 20 jam untuk memroduksi APD.
Namun Manca mengaku kemungkinan produksi dan penjualan APD buatannya tidak akan diteruskan, sebab dia terbentur permodalan. Selain itu, dia juga tidak ingin mengambil keuntungan dari penjualan APD.
Manca berharap pandemi cepat berlalu dan ekonomi kembali stabil, agar usahanya bisa kembali meraup omzet seperti biasa saat sebelum wabah ini melanda, agar bisnisnya tidak gulung tikar.
Berikut foto-foto proses produksi APD yang dibuat oleh Manca, yang diabadikan oleh jurnalis Lontar, Dumaz Artadi.
Editor: Kurniawan