Jakarta, Lontar.id– Indonesia akan mengutus dua wakil terbaiknya Persija Jakarta dan PSM Makassar berlaga di kompetisi Asia. Pertarungan ini memang berada di level klub, namun pesan tersirat “Garuda di Dada” tak bisa dinafikan. Berprestasilah demi nama besar bangsa.
Persiapan kini dimatangkan. Berburu amunisi terbaik terus dilakukan. Komposisi pemain harus sempurna. Tak boleh ada celah karena ini levelnya jauh lebih berat. Pelatih PSM, Robert Alberts sadar akan hal itu. Menentukan format pemain, lelaki asal Belanda itu kini jauh lebih selektif.
Dia harus memutar otak lebih kencang lagi tahun ini. Karena bagaimanapun PSM tetap wajib menjaga gengsi Makassar di Liga 1 dan di lain sisi nama besar Indonesia di Piala AFC juga dipertaruhkan.
Sehari sebelum perayaan Natal, klub berjuluk Juku Eja itu langsung menggelar evaluasi pemain. Perombakan komposisi benar-benar total dilakukan. Robert ingin tampil jauh lebih sempurna.
Persija Jakarta pun juga tak ingin larut usai berpesta juara Liga1 musim 2018. Macan Kemayoran, julukannya langsung mengalihkan fokus menatap agenda penting tahun ini. Juara bertahan Piala Presiden 2018 itu, tentu akan berpikir untuk mampu lolos terlebih dahulu di babak play off liga Champions Asia.
Kalau toh tergelincir dan harus berjuang bersama PSM di Piala AFC, Andritany Ardhiyasa cs. wajib on fire. Apalagi berbicara pengalaman, Persija punya modal yang bagus ketimbang PSM. Sebab ini merupakan keikutsertaan Macan Kemayoran tampil dua kali beruntun di pentas Asia. Sebelumnya, langkah tim ibu kota itu terhenti di fase grup.
Ada Spirit Timnas
Prestasi sepak bola Malaysia masih lebih baik dari Indonesia. Di level senior Harimau Malaya — julukan Malaysia pernah menjuarai Piala AFF. Superioritas Malaysia lagi-lagi ditunjukkan di level klub. Ini setelah Johor Darul Ta’zim sukses melambungkan nama Malaysia kala menjuarai Piala AFC 2015.
Sementara wakil tim tanah air, prestasi terbaik sejauh ini ditorehkan Persipura. Langkah mereka terhenti di babak semifinal pada Piala AFC 2014. Lantas bagaimana Persija dan PSM? Demi pamor sepak bola tanah air, lolos empat besar menjadi sebuah keharusan.
Sebab Piala AFC tak hanya menjadi pesta suporter kedua tim. Ada spirit timnas di situ. Persija dan PSM harus memaknainya seperti itu. Kedua tim harus menjadi pengobat luka kala timnas keok di Piala AFF 2018 dan tak berdaya di Asian Games lalu. Seperti diungkapkan oleh pesepak bola asal Belanda, Marc Klok. PSM yang dibelanya membuatnya cinta dengan negara ini. Ada hasrat yang begitu kuat bagi dirinya bisa berseragam timnas kelak.
Kesempatan itu kini terbuka. Klok sisa menunjukkan kemampuan saat membela Pasukan Ramang melawan wakil tim dari negara lain. Pantaskah Klok dinaturaliasi, mungkin Piala AFC menjadi ujian baginya. Karena di balik jersey PSM, sesungguhnya nama besar bangsa juga turut dipertaruhkan.
Ada kebanggaan dari PSSI jika klub yang lahir dari rahim kompetisi yang digelarnya bisa berbicara di panggung internasional.
Harapan Robert Alberts untuk bisa menukangi timnas suatu saat mungkin bisa segera terwujud. Kalau dua musim berturut-turut dia mampu membawa PSM ke papan atas dan itu belum cukup untuk menggoda petinggi PSSI untuk merekrutnya sebagai juru racik timnas, mungkin di Piala AFC kesempatan itu akan diraih.
Prestasi kurang memuaskan Persija pada Piala AFC 2018, The Jack Mania, tentu menuntut hasil lebih baik musim ini. Butuh pengakuan pamor sang Macan tak hanya bersinar di kompetisi dalam negeri. Macan Kemayoran juga mesti bertaring di level kompetisi bertaraf internasional. Dan, itu hanya mampu dijawab dengan torehan prestasi di kompetisi Asia.
Sang juru racik, Stefano Cugurra akan kembali memainkan peran penting. Komposisi tim tentu akan dipermantap. Kesempatan kedua menukangi Persija di Asia tentu saja tak ingin disia-siakan.
Karena Teco sadar, Persija bukan hanya klub tempatnya mencari nafkah. Ada misi jangka panjang yang dapat mendongkrak karier kepelatihannya bakal meroket.
Berprestasi bersama Persija itu sama halnya membuat nilai tawarnya sebagai pelatih menjadi lebih tinggi. Dia masih butuh penasbihan masuk dalam daftar deretan juru racik terbaik.
Usai meraih trofi sebagai pelatih terbaik, jalan menuju misinya itu kini kian lapang sisa menjaga konsistensi.
Gagal bersama timnas di Piala AFF 2018 juga menjadi penebus sesal, bagi Andritany, Rezaldi Hehanusa, dan Riko Simanjuntak. Bersama Persija, kesempatan untuk berprestasi di level Asia kembali terbuka lebar. Jangan puas dengan hanya titel juara Liga 1.