Jakarta, Lontar.id – Peserta kongres ke-1 Tukang Bangunan seluruh Indonesia, yang diselenggarakan di Auditorium Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), pada 21 September 2019 dibiarkan terlantar.
Pengurus DPW Tukang Bangunan dari 34 provinsi seluruh Indonesia ini, masih menanti nasibnya dari panitia penyelenggara untuk dikembalikan ke masing-masing provinsinya.
Pasalnya, sebelum berangkat ke Jakarta untuk mengikuti kongres pertama Tukang Bangunan, panitia penyelenggara menjanjikan akan menanggung semua biaya tiket pulang-pergi. Namun, pasca kongres berlangsung, janji tersebut belum juga ditepati dan nasib mereka masih terkatung-kantung menunggu kejelasan.
Salah seorang peserta kongres Tukang Bangunan, Wahyu menjelaskan, setelah kongres selesai dirinya bersama dengan peserta lain menunggu konfirmasi terkait tiket pulang yang dijanjikan pengurus pusat. Namun penantian mereka hingga pukul 13.42 WIB, belum juga mendapatkan informasi apakah pihaknya akan dipulangkan ke provinsi masing-masing.
Upaya mereka tidak hanya berhenti sampai di situ, mereka berusaha mengonfirmasi melalui telpon dan menghubungi melalui grup WhatsApp, karena tidak mendapatkan tanggapan, akhirnya mereka mendatangi rumah Ketua Umum Pimpinan Pusat Tukang Bangunan, Kuswadi hingga larut malam.
“Namun hanya janji dan tidak ada tiket,” kata Wahyu melalui pesan singkat saat dihubungi reporter Lontar.id, Senin (23/9/2019).
Lalu pada tanggal 23 September, peserta kongres mendatangi Gedung DPR untuk menyampaikan keluhannya. Setelah itu, mereka mendatangi Gedung Kementrian PUPR. Dari sana, peserta kongres mendapatkan jawaban bahwa mereka tidak akan difasilitasi tiket pulang ke rumah. Padahal sebelumnya, pengurus pusat sudah menjanjikan akan menanggung semua biaya tiket peserta.
“Setelah (kami) di PUPR Siang hari, tanggal 23 September. Kami dipastikan tidak dapat tiket oleh Bapak Djejep (Harian, R. Djejep Saifollah). Dan hal ini, sangat mengecewakan kami dari berbagai daerah,” ujarnya
Wahyu lebih lanjut menjelaskan, setelah bernegosiasi dengan pengurus pusat, akhirnya semua peserta di minta untuk membuat surat pernyataan dan curiculum vitae (CV).
Surat tersebut, kata Wahyu agar peserta dibelikan tiket pulang, namun janji tidak juga ditepati hingga saat ini.
“Kami disuruh bikin surat pernyataan, kami bikin supaya bisa dibelikan tiket, tapi tetap tidak dibelikan tiket. Bahkan kami disuruh bikin surat CV,” terangnya.
Wahyu selanjutnya mengirimkan tangkapan layar percakapan WhatsApp dari Group Perkumpulan Tukang Bangunan Indonesia- Dewan Pertukangan Nasional (PBW-DPN) Perkasa. Dalam penjelasan tangkapan layar group WhatsApp, Ketua Harian DPN Perkasa Anne Marie Bedeng akan memfasilitasi peserta kongres tiket perjalanan pulang-pergi, namun yang dipenuhi hanya tiket perjalanan berangkat ke Jakarta saja, sementara tiket pulang dijanjikan akan dipesankan usai kongres.
“Mohon bersedia diisi yllnya, nanti kita bookingkan tiket PP. Tapi kita kasih dulu satu jalan baliknya, nanti baru kita booking lagi. Mudah-mudahan ini dapat dipahami sama seluruh DPW, yang memang mau menjadikan wadah DPN perkasa ini untuk menjamin kehidupan bangsa dan masyarakat seluruh Indonesia. Terima kasih,” tulis Anne Marie Bedeng
“Perlu kami sadari bahwa banyak kekurangan kami, Pengurus Bedeng Pusat dalam mengelolah semua persoalan, dari yang kecil hingga yang besar. Mohon BBW Seluruh Indonesia memahami jangan sampai kita selalu berprasangka, apalagi ada lihat-lihat yang memang bisa memecah belah persatuan bangsa kita diseluruh Indonesia. Mungkin saya sebagai Ketua Harian Anne Marie Bedeng pusat depan perkasa mengucapkan selamat kongres tukang bangunan 1/OBW.”
Editor: Ais Al-Jum’ah