Makassar, Lontar.id – Kepolisian Resor (Polres) Bulukumba kini mendalami kasus proyek renovasi stadion mini Kabupaten Bulukumba yang menelan anggaran Rp1,4 miliar dari Kementerian Pemuda dan Olah Raga (Kemenpora) karena diduga dikerja asal-asalan atau dinilai tak sesuai dengan ekspektasi, dan jauh dari kata standar nasional.
Pengerjaan proyek yang dilakukan oleh PT Bilindo Andase ini terungkap setelah anggota DPRD Kabupaten Bulukumba melakukan reses di sejumlah instansi dan juga proyek di Bulukumba. Hasilnya, anggota DPRD Bulukumba menemukan renovasi stadion, terkhusus pada bagian rumput, dinilai tak sesuai dengan ekspektasi, dan jauh dari kata standar nasional.
Kasat Reskrim Polres Bulukumba, AKP Bery Juana Putra mengatakan bahwa pihaknya pasti akan melakukan penyelidikan terkait proyek renovasi stadion mini Kabupaten Bulukumba yang menelan anggaran hingga Rp1,4 miliar.
“Tentu kami akan melakukan penyelidikan terlebih dahulu dinda,” ucap Bery Juana Putra melalui via pesan singkat kepada Lontar.id, Rabu (19/6/2019).
Dia membeberkan bahwa berdasarkan informasi yang diperolehnya, renovasi stadion mini Kabupaten Bulukumba bukan menelan anggaran Rp1,4 miliar, melainkan mencapai Rp2,4 Miliar. Meski demikian, lanjut dia, pihaknya masih akan terlebih dahulu mengumpulkan data-data dan penyelidikan di lapangan.
“Tim sudah turun dan kalau didata Rp2,4 M tapi anggota masih penyelidikan dilapangan untuk cek,” pungkasnya.
Sebelumnya, renovasi stadion yang menjadi laskar sepak bola Gasiba Bulukumba ini diakui bakal memenuhi kualifikasi stadion berstandar nasional. Namun setelah anggota DPRD Bulukumba melakukan reses, malah menemukan kejanggalan tidak sesuai ekspektasi dan diperkirakan hanya berstandar desa. Kenapa tidak, karena kondisi rumput jelek serta banyaknya tanaman pengganggu atau putri malu.
Cek per cek dan belakang diketahui, rumput yang digunakan oleh stadion mini Bulukumba ini hanya diambil dari dua daerah di Kabupaten Bulukumba sendiri, yakni Kelurahan Ballasaraja, Kecamatan Bulukumpa dan Talle-Talle, Desa Bontomanai Kecamatan Rilau Ale. Dimana sebelumnya, jenis rumput yang rencananya akan digunakan adalah jenis Zeon Zoysia. Sama seperti yang digunakan stadion Gelora Bung Karno (GBK).
Setelah heboh dengan jenis rumput yang digunakan karena anggapan anggota DPRD Bulukumba hanya berstandar desa, pihak kontraktor pun angkat bicara. Dan dia membenarkan bahwa jenis rumput yang digunakan memang diambil dari Ballasaraja, Kecamatan Bulukumpa. Meski diawal pekerjaan, kata dia, rumput tersebut juga diambil dari sejumlah Kabupaten, seperti Gowa dan Makassar.
“Ternyata setelah kita lihat spesifikasinya, rumput untuk stadion memang sama jenisnya yang ada di Ballasaraja, yaitu rumput jarum. Karena jenisnya sama dan yang jual adalah warga Bulukumba, sehingga kenapa tidak kita beli disini, karena lagian juga memberdayakan masyarakat daerah,” kata Deri, salah seorang penanggungjawab pekerjaan yang dimenangkan PT Bilindo Andase.
Untuk masa pemeliharaan atas konsultasi, kata dia, pihaknya ke kementarian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) tidak memiliki batas waktu.
“Artinya selama pihak rekanan menilai rumput sudah bisa digunakan itu baru bisa diserahkan ke Pemda. Jadi belum PHO, kita perkirakan dua bulan kedepan sudah merata rumputnya,” Katanya lagi.
Untuk rumput luar yang tumbuh di sela-sela rumput jarum, pihaknya juga melakukan pembersihan dua kali sepekan, sehingga kualitas lapangan nantinya akan memuaskan. Apalagi, memiliki resapan air sehingga meski diguyur hujan, air tidak akan tergenang dan langsung meresap dengan adanya pemasangan gio vipe dan gio testil.
“Jadi item pekerjaannya saja mulai dari rumput, pengecekan, dan papan skor digital. Bahkan struktur lapangan kita angkat 20 sentimeter dari speknya yang hanya 15 sentimeter, itu supaya lapangan lebih tinggi dari jalan,” pungkasnya.
Penulis: Lodi Aprianto