Bobby, kucing Prabowo ikut masuk dalam percaturan politik Pemilihan Presiden di Indonesia. Benarkah ia jadi alat politik baru?
Jakarta, Lontar.id – “Mau dibilang berpolitik juga tidak apa-apa. Sudah saatnya binatang itu diperhatikan. Kalau bukan lewat gerakan politik, mau gimana lagi?”
Hal itu disampaikan oleh Afrida, Ketua DPP Komunitas Pemberdayaan Kucing (KPK) Prabowo Sandi (Padi). Ia kerap dituding mempolitisir komunitas pencinta kucing untuk membantu Prabowo dalam pemilihan presiden.
Sebelum menjadi KPK Padi, komunitas itu namanya cuma KPK. Ia membentuknya dari Pontianak, Kalbar. Kini, sekarang, sudah berubah, sebab ia sudah berdomisili di Jakarta.
Kata Afrida, dalam komunitasnya lumayan besar. Ia menampung anggota yang bukan hanya ditempati oleh pendukung Prabowo saja. Ada juga pendukung Jokowi. Intinya, Frida, enggan membelah dan sinis dengan orang yang beda pilihan politik dengannya.
Fokus Frida satu, yakni bagaimana hewan-hewan liar bisa dirawat dengan baik serta hewan-hewan yang termasuk peliharaan yang lucu, tidak dimangsa oleh manusia-manusia.
Frida mengambil contoh. Di Indonesia, anjing dan kucing masih dijadikan santapan orang-orang di Manado. Melihat itu, ia merasa miris dan hatinya seperti tersayat-sayat.
Tak hanya Frida, sebelumnya, organisasi hewan Dog Meat Free Indonesia juga mengecam aksi makan pembunuhan hewan seperti kucing dan anjing. Dalam laman resminya, mereka sudah mengeluarkan petisi untuk itu.
Data dari Dog Meat Free, setiap tahun, jutaan anjing diangkut secara brutal ke seluruh Indonesia untuk memasok permintaan daging anjing. Banyak dari mereka adalah hewan peliharaan keluarga yang dicuri dan anjing-anjing yang diperdagangkan secara ilegal.
Mereka dikandangkan dan dikarungkan dengan sangat ketat, sehingga mereka hampir tidak bisa bergerak, mulut mereka terikat sehingga mereka sulit bernapas.
Mereka dibawa dalam perjalanan panjang untuk dipasok di pasar, rumah jagal dan restoran. Para anjing-anjing itu biasanya disaksikan dibunuh secara langsung dengan brutal di rumah jagal yang kotor, sementara anjing yang lain menunggu giliran dalam kandang.
Soal bagaimana praktik tersebut, kata Frida, seseorang yang mencintai kucing atau anjing, pastinya akan merasa aneh, jika kucing tersebut, sebelum dimakan, dibunuh dengan cara yang sadis. Dalam hal ini, ia mengedepankan perasaannya.
“Di pasar ekstrem di Manado itu, kalau masuk, saya lihat sendiri bagaimana hewan-hewan lucu itu dibunuh. Ini bukan berbicara soal agama kok. Mayoritas agama di Manado, malah ada yang memilih untuk tidak makan kucing atau anjing.”
Itulah kemauan Frida, yang kemudian menemukan satu jalan untuk mencapai mimpinya, yakni mendekati Prabowo agar hewan bisa jadi prioritasnya. Minimal dibuatkan aturan untuk mengubah tradisi masyarakat yang masih memakan hewan-hewan yang ada di pasar ekstrem.
Frida yakin akan hal itu, karena jika melihat Prabowo sedang bermain dengan kucingnya yaitu Bobby, Prabowo tampak terlihat seperti sosok yang penyayang dengan binatang. Prabowo disebut punya anjing, kucing, dan kuda.
Frida juga mengakui kalau Prabowo memang terlihat tegas saat bicara dan bersikap, namun, bukan berarti ia tidak penyayang. “Lihatlah caranya mengurus Bobby sejauh ini. Itu yang bikin niat saya ini kuat, kalau keselamatan hewan-hewan bisa jadi lebih besar lewat kebijakan-kebijakan pemerintah nanti.”
Kata Frida. Bobby kucing kampung yang manis. Jika toh Prabowo ingin memelihara kucing yang mahal demi alat pencitraan, sudah pasti ia sudah lakukan sejak dulu.
Bobby kini diasuh oleh lingkaran Kartanegara, rumah pribadi Prabowo setelah ditemukan sekira empat tahun yang lalu. Bobby sebenarnya adalah kucing liar yang menyelinap masuk ke rumah Prabowo setelah terpisah dari ibunya.
Saat terpisah, Prabowo menemukan Bobby. Ia tertarik untuk merawat kucing tersebut. Diberilah ia makanan yang tidak sembarang, sebab ia mau Bobby menjadi tampak lebih sehat dan gemuk.
Sekarang, makanan Bobby yakni ikan Salmon. Ia tidak makan sembarang. Meski begitu, ada yang mengganjal hati Frida saat Bobby sudah diasuh oleh Prabowo. Bobby sekarang sudah tidak bisa keluar rumah.
“Bobby sudah tidak boleh keluar. Agak aneh juga sih, karena hidupnya sudah lain dari kucing kampung biasanya. Maka dari itu aku membuat lagu untuk dia. Itu didasari karena memang kenyataannya begitu.”
Saat datang ke Kartanegara, Bobby selalu menjadi sosok yang pertama dicari oleh calon presiden nomor urut 02 itu. “Bobby, mana Bobby?” Begitu kata Prabowo, seperti yang dicontohkan Frida.
Bobby juga punya perasaan dan kepekaan jika tuannya sudah akan datang di Kartanegara. Ia bikin tanda dengan duduk di karpet merah Prabowo. Kelakuan itu dibuat berulang kali, yang membuat pengawal Prabowo jadi mengerti.
Soal bagaimana rupa Bobby, menurut Afrida, pipi kucing itu tirus, tatapannya tajam dan sangat jinak pada Prabowo. Selain Prabowo, ia biasanya mencakar. Frida menyimpulkan, tampaknya cuma Prabowo yang bisa menjinakkannya.
“Hewan itu tahu kok, siapa yang benar-benar sayang sama dia. Dia juga punya perasaan sama seperti manusia. Makanya, punya hewan peliharaan harus juga disayang-sayang.”
“Kalau Prabowo pergi, dia suka illfeel dan cakar-cakar. Dan enggak pernah mau di pengawalnya, meski sudah lama berada di sana,” tambahnya lagi.
Pada akhirnya, ia berharap suatu saat jika pun Prabowo jadi presiden, ia bisa mendengar aspirasi yang kerap disuarakan oleh aktivis dan komunitas-komunitas penyayang hewan.
Ia mengaku, jika tujuannya mengampanyekan Prabowo adalah jalan yang lain. Jalan utamanya sendiri adalah, bagaimana caranya agar penyiksaan hewan disetop secepatnya. Mau tidak mau, membuat aturan itu harus lewat jalan politik.
“Kami di KPK, ada yang dukung Jokowi, ada juga yang dukung Prabowo. Saya salah satunya. Apakah kami memaksakan kehendak untuk memilih? Tidak. Tujuan kami itu satu, bagaimana pemerintah ikut peduli dengan hewan-hewan seperti kucing dan anjing yang kerap dagingnya dijadikan makanan. Kan ngeri,” tandasnya.