Lontar.id – Puluhan ribu orang terpaksa mengungsi akibat kebakaran besar di pabrik petrokimia, Texas. Memasuki hari kedua, Kamis (28/11/2019), api belum bisa dipadamkan. Belum bisa dipastikan kapan mereka dapat kembali ke rumah.
Polisi berpatroli di wilayah yang warganya dievakuasi, untuk mencegah penjarahan.
Kebakaran tersebut terjadi pada Rabu (27/11/2019), ledakan dalam kolom penyulingan di Port Neches, Texas, fasilitas TPC Group tersebut melukai tiga pekerja, menjebol pintu-pintu dan memuntahkan gumpalan bahan kimia beracun sejauh bermil-mil.
Dilansir Reuters, Jumat (29/11/2019), pabrik yang terbakar itu memproduksi petrokimia untuk membuat karet dan resin, serta senyawa organik yang mudah menguap dalam asap ledakan.
Regulator polusi Komisi Texas untuk Kualitas Lingkungan (TCEQ) mengatakan, organik itu dapat menyebabkan iritasi mata, hidung dan tenggorokan, sesak napas, sakit kepala dan mual.
Pabrik yang terletak 90 mil (145 km) di timur Houston, dikenal memiliki sejarah panjang tentang pelanggaran lingkungan, dan tidak mematuhi undang-undang kebersihan udara federal selama bertahun-tahun. Menurut Texas Tribune dan catatan negara itu, juga dinyatakan sebagai pelanggar prioritas tinggi oleh Badan Perlindungan Lingkungan.
Juru bicara TPC, Sara Cronin, belum bisa memastikan kapan api bisa dipadamkan. Dia mengarahkan untuk atau membuka situs web tanggap darurat perusahaan di www.portnechesresponse.com.
Ledakan itu merupakan kebakaran petrokimia besar keempat di wilayah ini tahun ini.
Ledakan yang terjadi pada Rabu pagi dini hari itu, dirasakan getarannya sejauh lebih dari 30 mil (48 km). Ledakan itu menghancurkan sebuah atap di atas ruang kontrol pabrik, membuat para pekerja melarikan diri, dan merusak sistem pemadam kebakarannya.
Beberapa rumah yang dekat dengan pabrik itu juga mengalami kerusakan parah.