Saturday, May 24, 2025
Jaringan :   Cermis.id   Etnis.id
Lontar.id
  • PaliwaraNews
  • BiwaraIndepth
  • NusantaraBudaya
  • KanggaOlahraga
  • RagamHiburan
  • KolomOpini
No Result
View All Result
Lontar.id
Home Hiburan

Resensi Film Dua Garis Biru: Belajar Kesetaraan Gender

Oleh Almaliki
12 July 2019
in Hiburan
Resensi Film Dua Garis Biru: Belajar Kesetaraan Gender

Poster dua garis biru

54
SHARES
Share on FacebookShare on Twitter

Lontar.id – Trailer Dua Garis Biru sebenarnya sudah menunjukkan inti cerita. Hanya ada beberapa pesan yang kuat dalam film yang diperankan oleh Dara (Zara JKT48) dan Bima (Angga Aldi Yunanda).

Awalnya film ini seperti film drama kebanyakan. Menunjukkan kegiatan anak sekolah, rumah orangtua, dan pekerjaan sehari-hari dalam rumah.

Tak lama, setelah scene dalam ruangan kelas. Bima ikut ke rumah Dara yang hanya ada asisten rumah tangga. Di sana, Bima bermain-main dengan Dara di kamarnya.

Seperti perempuan kebanyakan yang baru berumur 20an, Dara juga pencinta Korea. Dalam kamarnya banyak sekali poster-poster boy band yang digandrungi anak muda.

Selain poster, ia juga menempelkan kertas bertuliskan huruf Korea dan artinya di sebuah benda. Dari sini sudah terlihat, kalau Dara seorang perempuan yang suka belajar hal-hal yang baru.

Akhirnya di kamar inilah terjadi pemantik konflik yang akan memicu lahirnya konflik baru dalam film. Usai didandani seperti artis Korea oleh Dara, Bima khilaf dan tidur bersama pacarnya.

Sekolah tetap berjalan setelahnya. Sekilas tidak ada yang aneh, tetapi seperti film-film sinetron yang ada di Indonesia, ada adegan ingin muntah oleh Dara di sebuah warung sari laut bersama teman-temannya.

Belakangan, dari sini, Dara dan Bima curiga kalau ada yang aneh. Betul, setelah tes kehamilan, terbukti Dara hamil. Anak sekecil mereka sudah diberi tanggung jawab untuk mengurus jabang bayi.

Lucunya, sewaktu ingin membeli test pack, Dara malu. Sama seperti Bima. Akhirnya, mereka memesan ojek online untuk membeli test dan beberapa kerat roti.

Ojek itu ngetem hanya beberapa langkah dari super market tempat mereka belanja. Dara dan Bima juga menunggu pesanan tak jauh dari tempat belanja tersebut.

Tak butuh waktu lama, perut Dara kian hari kian membesar. Selama proses menunggu momen itu, film yang disutradarai oleh Ginatri S. Noer ini memberikan pelajaran yang penting buat pemuda dan pemudi.

Pertama, dalam kondisi yang sulit itu, Dara masih sempat berpikir untuk merengkuh pendidikan setinggi-tingginya. Ia masih punya mimpi untuk kuliah di Korea.

Ada satu percakapan yang menarik saya kira, ketika di kamar, Dara berbicara kepada Bima yang bunyinya kira-kira seperti ini, “saya tidak mau Bapak dari anak saya itu tidak pintar. Meski ia pekerja keras, ia juga harus bisa mendidik anaknya nanti.”

Percakapan ini dimulai saat Bima bilang kepada Dara kalau gen dan intelegensi seorang anak, didominasi dari ibu. Jika ibunya pintar, maka otak anaknya juga tak jauh dari tingkat kecerdasan ibunya.

Film ini kuat untuk memacu perempuan-perempuan bahwa pendidikan saat usia dini itu penting. Perempuan harus mengutamakan pendidikannya terlebih dahulu.

Inilah yang menjadi perdebatan nantinya. Lahir konflik baru dari sini. Bagi saya, itu sudah benar. Perempuan harus berpendidikan dulu. Perkara akan menghadapi realita yang berbeda, itu urusan belakangan.

Apa ruginya coba kalau kita berhasrat tinggi saat muda untuk terus-menerus belajar? Perempuan harus bisa bersaing dengan lelaki dalam bidang apa saja. Ini yang bisa ditonjolkan dalam Dua garis Biru.

Sementara Bima mengajarkan penontonnya, meski memang kekurangan dalam hal pendidikan dan nilai-nilainya di sekolah lebih rendah dari Dara, tetapi Bima seorang yang bertanggung jawab.

Tak ada kekerasan lelaki selaiknya dalam berita-berita yang marak terjadi, kalau tahu pasangannya hamil di luar nikah. Hanya ada perdebatan kecil, tetapi tak sampai ringan tangan kepada pasangannya.

Di hadapan orangtua Dara (Lulu Tobing dan Dwi Sasono), dengan tatapan yang percaya diri, Bima berjanji akan bertanggung jawab untuk Dara dan calon anaknya. Meski ia masih sekolah, ia memilih untuk bekerja sambilan.

Dara sempat menyodorkan sebuah pilihan, kalau lebih baik ia melanjutkan dulu sekolahnya. Berpikir tentang masa depannya. Tetapi Bima bertekad untuk menjadi bapak seutuhnya, banti tulang untuk memenuhi hak dan kewajiban istrinya.

Jika dalam agama seks bebas sudah dilarang. Maka di film ini, ditunjukkan mengapa seks bebas itu dilarang. Semua tergantung pilihan masing-masing. Mau melakukannya atau tidak.

Paling tidak, film ini memberikan gambaran, kalau pasangan perempuan berujung hamil di luar nikah, maka dampak yang ditimbulkan akan sangat besar.

Apalagi, jika terjadi saat masih muda, akan banyak hal yang harus dikorbankan. Dari film ini saya tahu, bukan perempuan saja yang dirugikan melainkan lelaki juga. Keduanya.

Saya mempelajari dari satu scene saat Ibu Bima (Cut Mini) berteriak kepada Ibu Dara, kalau bukan Dara saja yang dirugikan. Sebab, Ibu Dara ngotot kalau anaknya yang paling dirugikan dalam kejadian ini.

“Anak kita,” ujar Ibu Bima di ruang uks sekolah saat tahu Dara hamil. Cut Mini memainkan peran sebagai orang yang realistis dan tidak tampak moralis dengan menyalahkan banyak pihak. Tidak. Ia menerima konsekuensi dari sikap anaknya.

Bagi saya, saat film ini terlalu berat dalam membela perempuan. Cut Mini muncul seperti bertepuk tangan di depan wajah kita, kalau lelaki juga dirugikan.

Anggapan kalau efek seks bebas hanya merugikan perempuan saja, dibantah mentah-mentah oleh Cut Mini. Kesetaraan. Film ini menyuguhkan banyak sekali konflik dan penyelesaiannya.

Film ini sarat pendidikan terlebih seks edukasi. Saya mengambilnya dari pandangan gender. Jadi sepenuhnya salah, jika film ini dicekal karena dianggap berbau pornografi, apalagi belum ditonton. Saya memberi film ini angka 5/10.

Share22Tweet14Share5SendShare
ADVERTISEMENT
Previous Post

AJI Dorong Kampus Kembangkan Jurnalisme Data

Next Post

Airlangga vs Bamsoet, Siapa yang akan Nakhodai Golkar?

Related Posts

Kuasa Hukum Genhalilintar Ajukan PK Luar Biasa
Hiburan

Kuasa Hukum Genhalilintar Ajukan PK Luar Biasa

by Dumaz Artadi
4 June 2022

Lontar.id – Genhalilintar melalui Kuasa Hukum mengajukan Peninjauan Kembali (PK) Luar Biasa atas Putusan Nomor 41 PK/Pdt.Sus-HKI/2021. Putusan Nomor 41...

Read more
Astra Gelar Forum Komuniaksi Sekolah Binaan

Astra Gelar Forum Komuniaksi Sekolah Binaan

15 December 2021
Kolaborasi Musisi Makassar dan Penyanyi Cantik Ukraina, Padukan Musik Asia dan Eropa Timur

Kolaborasi Musisi Makassar dan Penyanyi Cantik Ukraina, Padukan Musik Asia dan Eropa Timur

12 December 2021
Embracing Jakarta Muslim Fashion Week 2021 Momentum Majukan Industri Fesyen

Embracing Jakarta Muslim Fashion Week 2021 Momentum Majukan Industri Fesyen

22 November 2021
Belajar Fotografi Makanan dengan Hidangan Estetik di Justus Steak House Jakarta

Belajar Fotografi Makanan dengan Hidangan Estetik di Justus Steak House Jakarta

5 November 2021
Menu Buka Puasa Istimewa Hotel Santika Premiere Jogja

Menu Buka Puasa Istimewa Hotel Santika Premiere Jogja

19 April 2021
Lontar.id

PT. Lontar Media Nusantara

Follow us on social media:

  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
  • Redaksi

© 2019 Lontar.id - Aktual Relevan Menyegarkan

No Result
View All Result
  • PaliwaraNews
  • BiwaraIndepth
  • NusantaraBudaya
  • KanggaOlahraga
  • KolomOpini
  • RagamHiburan
  •  Etnis.idwarta identitas bangsa
  •  Cermis.idaktual dalam ingatan

© 2019 Lontar.id - Aktual Relevan Menyegarkan

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In