Jakarta, lontar.id – Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil punya rencana besar untuk mengembangkan wilayahnya agar terdistribusi fasilitas internet hingga ke pelosok desa. Target RK–akronim namanya–adalah menyediakan infrastruktur Wifi gratis untuk ratusan desa di Jabar. Desa Digital, begitulah RK menyebut program kerjasama antara Pemrov Jabar dan Bakti Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) itu.
“Melalui program @desadigitaljabar ini, makin banyak #DesaDigital di Jabar yang melek teknologi dan memanfaatkan internet untuk akses informasi, jual beli, dan berinovasi, menjadi tumpuan #JabarJuara yang sejahtera,” tulis RK melalui status instagramnya @ridwankamil seperti dilihat, Sabtu (26/1/2019).
RK juga mempersilakan warga Jabar merekomendasikan wilayahnya agar terdistribusi wifi gratis melalui form ini bit.ly/wifidesajabarjuara.
Dengan menjelaskan lokasi kampung halaman atau desa yang pernah dikunjungi, khususnya ‘desa tertinggal secara akses informasi’.
“Sertakan juga rekomendasi lokasi yang bisa dipasang fasilitas ini, termasuk pesantren, sekolah, kantor desa, puskesmas, dan ruang publik, beserta alasan mengapa desa dan lokasi tersebut membutuhkan dan bisa memanfaatkan fasilitas ini.”
RK di Jabar, Nurkholish di Sulsel
Sebelum RK memulai rencana fasilitas wifi gratis di Jabar, seorang praktisi keamanan teknologi informasi di Sulawesi Selatan (Sulsel), Nurkholish Halim, telah lebih dulu menjalankan sebuah gerakan internet gratis di Kabupaten Gowa dan Takalar, November 2018 lalu.
Tahap awal pemasangan internet gratis telah mulai terlaksana di beberapa titik. Termasuk di Blok C, BTN Pao-pao, Kelurahan Paccinongang, Kabupaten Gowa, dan BTN Aura, Pallangga. Gerakan Nurkholish juga menargetkan seluruh Kecamatan di Gowa dan Takalar akan dapat menikmati akses internet gratis.
Mengapa menggunakan nama Nurkholish?. Dikatakannya, ada tiga poin utama mengapa nama ‘Nurkholish’, (www.nurkholish.com) digunakan. Pertama kata NUR (Networking untuk Rakyat) gunanya masyarakat akan mendapatkan ‘Informasi’ dan ‘Komunikasi’ melalui streaming tentunya menggunakan ‘wifi’ gratis atau cuma-cuma.
“Kedua, kata ‘KHO’ ‘Koding Hingga Online’. Fungsinya mengajak para pemuda untuk kreatif, membangun bisnis digital cukup melalui smartphone. Edukasi seperti ini penting dilakukan di era globalisasi dengan kompetisi yang besar, karena keberhasilan bisnis digital tak memandang harus di pusat, sementara daerah tidak,” kata Nurkholish.
Selanjutnya kata dia, sangat penting membangun gerakan penyadaran ke semua lapisan, bahwa jika ingin berkarya melintasi pulau, negara hingga benua, cukup hanya terkoneksi dengan internet.
“Kemudian yang terakhir ‘LISH’ adalah ‘Literasi Internet Sehat’. Tujuannya menciptakan penggunaan aplikasi Internet yang sehat dan mengedepankan nilai-nilai yang berkembang dari masyarakat dan agama. Karena tanpa dibatasi dengan nilai budaya, maka berpotensi terjadinya penyalahgunaan,” ujarnya.
Tak Hanya Fasilitas, Kontrol Juga Penting
Nurkholish juga akan memproteksi akses terhadap konten-konten yang tidak bermutu yang tidak pantas untuk ditonton. Karena menurutnya, dunia internet ibarat dua mata pedang yang sama tajam. Bisa digunakan untuk kebaikan, seperti memanfaatkan Internet untuk mengeksplorasi potensi daerah dan sebaliknya.
“Gerakan Pemerataan Internet terhadap seluruh lapisan masyarakat, penting untuk diapresiasi dan didorong bersamaan-sama. Agar terciptanya peluang-peluang baru dan dunia usaha baru digital,” katanya.
Ke depannya kata Nurkholish, pelaku bisnis tidak lagi harus mengeluarkan uang banyak untuk memulai usaha. Karena memulai usaha, tak lagi harus memikirkan tentang lokasi strategis, sewa tempat, modal besar, jaringan (Networking) besar. Karena dengan tersambung internet kata dia, pelaku usaha dapat menawarkan barangnya secara online tanpa membutuhkan modal besar.
“Dulu, ibu-ibu pelaku usaha rumahan, bila menjual barang dagangannya harus menitipkan kue tersebut ke warung-warung atau membuka lapak sendiri. Sekarang era menuntut kita lebih kreatif, menjajakan barang dagangan lewat internet, karena anda mempromosikan produk ke semua orang dan besar potensinya menghasilkan pendapatan lebih besar ketimbang menggunakan cara konvensional,” pungkasnya.
Diketahui, bukan kali ini saja Nurkholish berkontribusi langsung dalam pengembangan internet di beberapa daerah.
Pada 2013 lalu, Nurkholish pernah membantu pemerintah Luwu Timur (Lutim) dalam menerapkan teknologi informasi dan komunikasi dari berbagai stake holder, baik pemerintahan, pihak swasta, dan masyarakat.
Hasilnya, Lutim berhasil meraih penghargaan ICTPura 2013 terbaik kategori 1 (Utama) dari Menteri Informasi dan Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) saat itu, Tifatul Sembiring. Lutim meraih penghargaan setelah bersaing dengan 187 Kabupaten/Kota di Indonesia.