Lontar.id – Rumah Cimanggis Depok kini menjadi cagar budaya setelah para pemerhati budaya mempertahankannya. Sebelumnya, tempat ini ingin dirobohkan oleh pemerintah untuk dijadikan universitas.
PENINGGALAN SEJARAH | Depok salah satu tempat untuk menemukan beberapa peninggalan bersejarah di masa kolonial Belanda. Apalagi keberadaannya tak bisa dilepaskan dari kehadiran Cornelis Chastelein, pejabat VOC yang menjadi tuan tanah dengan membeli sejumlah lahan tanah di Depok dan memerdekakan sejumlah budak asli Indonesia serta memberi mereka marga.
JEJAK VOC | Selain Chastelein, Gubernur Jenderal VOC yakni Albertus van Der Parra juga membeli sejumlah lahan seluas 1000 hektare untuk dibangun rumah bagi istri keduanya yakni Yohanna. Rumah tersebut berdiri sejak tahun 1775 atau kini berusia 243 tahun. Van der Parra sendiri berkuasa sebagai Gubernur Jenderal VOC sejak 1761-1775.
RUMAH SERIBU GENTENG | Selain disebut Rumah Cimanggis, rumah ini juga dikenal dengan rumah seribu genteng. Alasannya, rumah tersebut besar dan luas dan memang memiliki banyak genteng.
TAK TERURUS | Rumah Cimanggis dibangun oleh arsitek yang bernama David J Smith. Namun sayangnya, Yohanna tidak lama menghuni rumah ini karena dia wafat dalam usia muda. Setelah Yohanna wafat dan seiring dengan kejatuhan penjajahan Belanda di Indonesia, rumah ini menjadi tidak terurus dan terbengkalai.
TUAN TANAH | Pada tahun 1953, rumah diambil alih oleh Samuel de Meyer yang juga seorang tuan tanah. Namun, kembali, dia pun tidak lama menguasai rumah ini.
MILIK RRI | Tahun 1964, rumah ini menjadi milik RRI. Peresmiannya dilakukan tiga tahun berselang yakni pada tahun 1967. Kala itu, Presiden Soeharto yang meresmikan rumah yang berlokasi di Kompleks Pemancar RRI ini.
RUBUH | Rumah Cimanggis akhirnya perlahan ditinggalkan dan lama kelamaan menjadi tidak terurus. Hingga terakhir pada tahun 2012, bagian atap rumah ini roboh dalam saat yang bersamaan.
ORNAMEN | Sisa-sisa ornamen yang menunjukkan kemegahannya di masa lalu adalah empat relief di atas pintu dan gambar anak bayi serta vas bunga yang sebagian dicuri dan diburu oleh kolektor hingga ke luar negeri.
DIBANGUN UNIVERSITAS | Meski dijadikan cagar budaya, di kawasan ini akan dibangun universitas islam indonesia oleh pemerintah.