Lontar.id – Rusia mendapat sanksi berupa larangan mengikuti pertandingan olahraga level dunia selama empat tahun, termasuk Olimpiade musim panas dan musim dingin berikutnya serta Piala Dunia sepak bola 2022, karena merusak tes doping.
Sanksi itu dijatuhkan oleh Komite eksekutif World Anti-Doping Agency (WADA), pada Senin (9/12/2019). WADA menyimpulkan bahwa Moskow telah memberi bukti palsu dan menghapus file yang terkait dengan tes doping positif dalam data laboratorium, yang bisa membantu mengidentifikasi kecurangan obat.
Dilansir Reuters, Selasa (10/12/2019), keputusan itu merupakan pukulan besar terhadap kebanggaan sebuah bangsa, yang secara tradisional menjadi kekuatan dalam banyak olahraga, tetapi reputasinya harus ternoda oleh serangkaian skandal doping.
“Sudah terlalu lama, doping Rusia telah mengurangi olahraga yang bersih,” kata Presiden WADA Craig Reedie setelah pertemuan komite eksekutif WADA di kota Lausanne di Swiss.
WADA mengkonfirmasi tim nasional Rusia tidak dapat mengambil bagian dalam sepak bola Piala Dunia 2022 di Qatar. Mereka hanya dapat berpartisipasi sebagai netral.
Tidak jelas bagaimana praktek bersaing sebagai netral di piala dunia. FIFA, badan pengelola sepak bola dunia, mengatakan pihaknya telah menghubungi WADA untuk mengklarifikasi sejauh mana keputusan tersebut.
Larangan itu juga berarti olahragawan dan olahragawan Rusia tidak akan dapat tampil di Olimpiade di Tokyo tahun depan, di bawah bendera dan lagu kebangsaan mereka sendiri.
Komite Olimpiade Internasional (IOC), yang sebelumnya disoroti karena tidak mengambil keputusan keras pada doping Rusia, mengatakan pihaknya sepenuhnya mendukung keputusan oleh WADA yang berbasis di Swiss.
Juru bicara panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020, Masa Takaya, mengatakan akan menyambut semua atlet, selama mereka bersih dan bekerja dengan organisasi lain, untuk sepenuhnya menerapkan langkah-langkah anti-doping.
Berdasarkan laporan yang dilakukan WADA pada tahun 2015, Rusia diketahui terlibat dalam skandal doping massal dalam atletik Rusia.
Banyak atlet Rusia tersingkir dari dua Olimpiade terakhir dan bendera Rusia dicabut pada Pertandingan Musim Dingin Pyeongchang tahun lalu, sebagai hukuman bagi doping yang disponsori negara, yang ditutup-tutupi di Sochi Games 2014.
Sanksi yang dijatuhkan pada Senin itu, juga mencakup larangan empat tahun terhadap Rusia yang menjadi tuan rumah acara olahraga besar.
Salah satu syarat pemulihan kembali badan anti-doping Rusia, RUSADA, ditangguhkan pada tahun 2015 tetapi dipulihkan kembali tahun lalu, karena Moskow memberikan salinan asli dari data laboratorium.
Hukuman itu membuat pintu terbuka bagi atlet Rusia yang bersih untuk berkompetisi di acara besar internasional, tanpa bendera atau lagu mereka selama empat tahun ke depan, sesuatu yang mereka lakukan di Olimpiade Pyeongchang 2018.
Igor Lebedev, seorang anggota parlemen dan wakil ketua majelis rendah parlemen Rusia, mengatakan langkah itu merupakan pukulan serius bagi olahraga Rusia yang membutuhkan tanggapan keras dari pihak berwenang Rusia, kata kantor berita RIA.