Lontar.id – Hubungan Amerika Serikat (AS) dan Rusia kembali tegang. Ini lantaran Presiden, Donald Trump menyatakan sikap menarik diri dari perjanjian Traktat Angkatan Nuklir Jarak Menengah (Intermediate-Range Nuclear Forces/ INF), terhitung enam bulan ke depan. Keputusan pemimpin Amerika itu menyusul kecurigaan Gedung Putih terhadap Moskow yang dinilai masih melanggar perjanjian INF.
“Rusia telah lama melanggar perjanjian pembatasan senjata nuklir jarak menengah atau INF, dan secara diam-diam mengembangkan dan memasang sistem rudal terlarang yang merupakan ancaman langsung bagi pasukan dan sekutu kami di luar negeri,” ujar Trump dikutip dari VOA Indonesia, Minggu (3/1/2019).
Baca Juga: Benny Wenda Klaim Serahkan Petisi Kemerdekaan Papua ke PBB
Tudingan Gedung Putih, juga dimentahkan oleh pihak Moskow. Saling curiga dan kedua negara pun akhirnya saling jaga jarak. Bahkan Moskow menuduh balik Gedung Putih sebagai tindakan mengada-ngada dan menyudutkan Rusia. Presiden Rusia, Vladimir Putin dibuatnya geram. Dia pun akhirnya merespons dan menangguhkan perjanjian yang disepakati pada masa perang dingin.
Perjanjian INF sendiri berlangsung pada 1987, ditandatangani Ronald Reagan (AS) dengan Mikhail Gorbachev (Uni Soviet). Perjanjian INF itu melarang peluru kendali dan rudal penjelajah nuklir yang bisa mencapai jarak 5.500 km. Mereka sepakat untuk mengkahiri perang nuklir dan menghancurkan sistem rudal di Eropa, sekaligus menghancurkan misil-misil yang di tempatkan di Asia.
“Mitra-mitra Amerika telah menyatakan bahwa mereka menangguhkan partisipasi mereka dalam perjanjian itu, maka kami juga menangguhkannya,” ujar Vladimir Putin.
Penulis: Ruslan