Lontar.id – Sedikitnya 20 tewas akibat bentrokan yang diduga dipicu oleh orang-orang bersenjata kartel, di kota Meksiko utara pada akhir pekan lalu. Korban tewas termasuk empat polisi setempat.
Aksi tersebut terjadi pada tahun pertama Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador, menjabat.
Pemerintah negara bagian utara Coahuila mengatakan, pasukan keamanan setempat membunuh 14 pria bersenjata pada hari Sabtu (30/11/2019) dan Minggu (1/12/2019), setelah baku tembak meletus di kota kecil Villa Union, dekat perbatasan Texas.
Sebelumnya, pemerintah negara bagian mengatakan polisi telah menembak mati 17 anggota kartel.
Empat polisi juga tewas dalam baku tembak, yang terjadi sekitar tengah hari pada hari Sabtu, memicu kecaman terhadap pendekatan pemerintah untuk menangani geng yang kuat.
Pemerintah setempat juga mengatakan, ada dua mayat warga sipil tak bersenjata, yang tampaknya dibunuh oleh orang-orang bersenjata.
Orang-orang bersenjata itu masuk ke kota dengan pickup penuh senjata. Mereka menembaki kantor walikota Villa Union dengan peluru dan melawan polisi selama lebih dari 1 1/2 jam.
Lebih dari 60 pria bersenjata ambil bagian dalam pertempuran itu dan 17 kendaraan mereka disita.
Sejumlah pria bersenjata, yang diduga anggota Kartel Timur Laut dari negara bagian Tamaulipas, terbunuh oleh polisi negara bagian, saat mengejar penyerbu yang melarikan diri dari kota itu.
Peristiwa di Villa Union tersebut menambah serangkaian gangguan keamanan, dan menimbulkan pertanyaan tentang kebijakan Lopez Obrador.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, memberikan tekanan dan bersumpah untuk melabeli geng teroris di Meksiko.
Dalam pidatonya di depan puluhan ribu pendukung pada ulang tahun pertamanya sebagai presiden, Lopez Obrador kembali mengatakan Meksiko akan menangani masalah keamanannya, setelah komentar Trump.
“Kami tidak akan menerima intervensi apa pun, kami adalah negara bebas yang berdaulat,” kata veteran sayap kiri di alun-alun pusat Zocalo Mexico City, seperti dilansir Reuters.
Pernyataan Trump menimbulkan kekhawatiran di Meksiko, bahwa Washington mencoba mengambil tindakan sepihak untuk menghancurkan kartel narkoba.
Jaksa Agung AS, William Barr akan mengunjungi negara itu minggu depan untuk membahas kerja sama keamanan.