Jakarta, Lontar.id – Kejutan besar terjadi di Malaysia Open 2019. Adalah Pebulutangkis tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie yang menunjukkan itu. Jojo sapaan akrabnya menundukkan pebulutangkis nomor satu dunia, Kento Momota.
Berlaga di babak kedua Malaysia Open 2019, Kamis (4/4/2019), Jojo yang merupakan satu-satunya wakil tunggal putra membuka harapan Indonesia melangkah lebih jauh lagi ke babak perempat final (8 besar).
Baca Juga: Kuasa Ganda Putra saat Tunggal Putri Melemah
Kemenangan 22-20, dan 21-15 atas Momota memberikan gambaran seperti apa performa tunggal putra Indonesia. Tanpa Anthony Sinisuka Ginting, Tommy Sugiarto, dan Ihsan Maulana, Jojo mampu membuktikan tunggal putra Indonesia masih superior di kancah Bulu Tangkis Dunia.
Kemenangan atas unggulan pertama tersebut bisa disebut menjadi bukti lanjutan. Karena superioritas pemain tunggal putra kerap berakhir inferior di pertandingan-pertandingan berikutnya. Masalah itu tak hanya dialami oleh Jojo. Antara konsisten dan inkonsisten adalah persoalan yang terus membayangi tunggal putra. Baik Jojo, Ginting, maupun Tommy juga sering mengalami.
Saat Ginting menunjukkan performa menawan, Jojo, Tommy, ataupun Ihsan kerap tampil di bawah penampilan terbaik dan terhenti lebih dulu di babak awal. Begitupun sebaliknya, naik-turun performa tunggal putra kerap terjadi di beberapa turnamen internasional. All England 2019 salah satunya. Saat Ginting gugur di babak awal, dan Jojo hanya sampai di babak kedua, Tommy justru mampu terus melangkah hingga 8 besar.
Saat salah satu dari mereka tampil trengginas, maka pebulutangkis terbaik dunia pun akan kesulitan. Kualitas, pengalaman, dan visi bermain pemain tunggal putra Indonesia memang tak perlu diragukan. Hanya saja, mempertahankan semangat dan konsistensi bermain kerap berpindah-pindah dari Jojo, Ginting, dan Tommy.
Beda dengan Ganda Putra
Konsistensi adalah salah satu perbedaan paling mendasar antara sektor ganda putra dan tunggal putra Indonesia. Konsistensi bermain sektor ganda putra Indonesia nyaris merata. Itu yang masih belum dimiliki tunggal putra.
Saat Pasangan nomor satu Marcus Fernaldi Gideon-Kevin Sanjaya Sukamuljo absen maupun melempem di satu turnamen, maka asa juara tak ikut berakhir. Ganda putra lainnya, seperti Mohammad Ahsan-Hendra Setiawan, serta Fajar Alfian-Muhammad Rian Ardianto secara bergantian mengisi podium juara.
Tiga ganda putra andalan Indonesia tersebut juga telah melangkah hingga ke babak 8 besar Malaysia Open 2019. Indonesia dipastikan mengunci satu tiket semi final karena Marcus-Kevin dan Fajar-Rian bakal saling berhadapan, Jumat (5/4/2019) hari ini.
Belum lagi pasangan ganda putra lainnya yang secara bergantian terus menunjukkan performa yang meningkat. Saling menyambung peluang inilah yang belum mampu ditunjukkan sektor tunggal putra Indonesia. Meski, kualitas para pemain utama sebenarnya nyaris merata dan masing-masing telah berada di peringkat 10 besar dunia.
Kondisi tunggal putra Indonesia masih sedikit lebih baik dibandingkan tunggal putri. Pemain utama seperti Gregoria Mariska Tunjung dan Fitriani belum mampu berbicara banyak saat berhadapan dengan para pemain unggulan. Duo andalan tunggal putri itu masih belum bisa mengikuti performa cemerlang seniornya, Susy Susanti dan Mia Audina.
Hingga memasuki babak 8 besar Malaysia Open 2019, para pecinta bulu tangkis harus merelakan absennya perwakilan tunggal putri. Baik Gregoria maupun Fitriani masing-masing telah gugur lebih dulu di babak awal.
Ganda Putri dan Ganda Campuran Meningkat
Sektor ganda putri dan ganda campuran mulai menunjukkan peningkatan. Meski masing-masing sektor tersebut hanya menyisakan satu wakil di 8 besar Malaysia Open 2019, namun perjalanan mereka di babak awal dan babak kedua sebagian besar diwarnai dengan perlawanan sengit dan ‘perang saudara’.
Tontowi Ahmad-Winni Oktavina contohnya. Keduanya harus saling jegal dengan rekannya sesama Indonesia Hafiz Faizal-Gloria Emanuelle untuk merebut tiket 8 besar. Meski laga dimenangkan oleh Tontowi-Winni lewat drama tiga set, 19-21,21-18, dan 21-19.
Namun pertarungan sengit keduanya nampak menunjukkan peningkatan kualitas di sektor ganda campuran.
Begitupun di sektor ganda putri. Tersisa Ni Ketut-Rizki Amelia yang mampu bertahan di babak 8 besar. Keduanya harus bersusah payah mengalahkan unggulan keempat yang juga asal Indonesia, Greysia Polii-Apriyani Rahayu juga pertarungan sengit tiga set, 21-14, 20-22, dan 21-18.
Kemenangan Ketut-Rizki juga menghentikan dominasi Greysia-Apriyani yang selama beberapa tahun tak pernah kalah atas pasangan Indonesia. Kompetisi di dua sektor tersebut juga semakin menguatkan peta kekuatan yang mulai merata. Sehingga peluang ganda putri dan ganda campuran untuk mengukir prestasi di berbagai turnamen masih sangat terbuka ke depannya.