Lontar.id – Jika publik masih memakai surat kesehatan palsu demi pergi ke luar kota atau mudik, maka pihak bandara bisa mengetahuinya.
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Soekarno-Hatta, Anas Ma’ruf menjelaskan pihaknya dapat mengecek langsung ke instansi kesehatan yang dicatut namanya dalam surat palsu.
“Kami kan konsentrasinya mengecek kesehatannya ya. Jadi dokumen itu kita cek betul, kita validasi, dan kalau memang meragukan, kita bisa melakukan cross check kepada yang bersangkutan maupun kepada fasilitas kesehatan yang menerbitkannya,” kata dia dalam konferensi pers virtual melalui saluran YouTube BNPB, Kamis (21/5/2020), dikutip Detik.
Ia berharap para calon penumpang betul-betul mematuhi protokol dengan membawa dokumen yang lengkap, baik dokumen perjalanan, dokumen kesehatan, juga identitas diri.
“Pastikan ketika melakukan perjalanan dalam kondisi sehat. Jangan kemudian melakukan dalam tanda kutip beberapa kan ada pemalsuan. Jangan sampai melakukan itu,” ujarnya.
Gunanya untuk memastikan keselamatan para penumpang pesawat. “Artinya sekali lagi bahwa jangan sampai kemudian menggunakan surat keterangan palsu, baik itu surat keterangan kesehatan maupun hasil tes cepatnya,” tambahnya.
Anas juga menyarankan agar penumpang melakukan rapid test 7 atau 8 hari sebelum keberangkatan. Mereka yang telah melakukan rapid test 14 hari sebelum keberangkatan, masih bisa diterima.
“Pedoman yang dipakai yaitu 7-8 hari. Tapi, ada beberapa yang lakukan 14 hari, itu bisa kita terima. Tapi rata-rata 7-8 hari dengan pedoman penanggulangan COVID-19,” terang Anas.
Di Bandara Soetta sendiri, penumpang akan melewati tiga tahapan check point. Pertama, Gugus Tugas akan memeriksa dan mencocokkan identitas diri penumpang dengan dokumen perjalanan dan dokumen kesehatan yang dibawa penumpang.
Selanjutnya, penumpang yang lolos tahapan verifikasi dokumen, akan diperiksa kesehatannya oleh petugas bandara sebelum. Setelah dinyatakan sehat, pihak bandara mengeluarkan surat izin kesehatan untuk digunakan penumpang.
Terkait penumpukan penumpang di Terminal 2 Bandara Soetta yang terjadi pada Kamis (14/5) lalu, Anas mengatakan situasi tersebut terjadi lantaran waktu keberangkatan yang saling berdekatan.
Padahal, setiap harinya Bandara Soetta melayani 1.500 penumpang, tak terkecuali pada Kamis (14/5) lalu.
“Itu beberapa faktor barangkali, karena di sana tanggal 14 itu ada beberapa slot penerbangan yang waktu keberangkatannya berdekatan.”
“Kalau menurut saya, jumlah penumpangnya berdasarkan pemantauan kami setiap hari, karena tiap hari kan petugas kantor kesehatan pelabuhan dari pagi sampai pagi lagi dalam 24 jam.”
“Sebenarnya sampai 1500 an kurang lebih. Sampai sekarang pun masih sama. Tapi waktu itu karena ada beberapa slot penerbangan yang sama waktunya,” papar Anas.