Jakarta, Lontar.id – Menjelang lebaran 2019 ini, para perantau yang hendak mudik masih terganjal dengan meroketnya harga tiket pesawat. Harga tiket pesawat mahal merupakan masalah klasik yang sering bikin traumatik.
Ada begitu banyak keluhan orang-orang yang saya temukan di medsos. Dari memposting harga tiket kelas ekonomi yang termurah Rp2-3 juta, hingga harga tiket kelas bisnis Garuda yang sudah menembus puluhan juta.
Rasional kah harga itu pak Menteri? Sebuah harapan berulang awalnya kembali dimunculkan oleh Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi.
Tepatnya Selasa (14/5/2019) lalu. Pada pernyataannya di berbagai media online nasional, pak Menhub menjamin para maskapai full service sampai kelas ekonomi atau Low Cost Carrier (LCC) akan segera meyusutkan harga tiket pesawat (CNN).
Pak Menhub mengatakan, dengan keputusan pemerintah menurunkan tarif batas atas penjualan tiket pesawat full service sebesar 12-16 persen, maka secara otomatis maskapai kelas ekonomi akan ikut menyesuaikan.
Dikatakannya, maskapai kelas ekonomi LCC hanya mempunyai aturan tarif batas bawah, dan tidak ada aturan soal tarif batas atas. Perbedaannya jelas, karena LCC bersaing pada tarif batas bawah, sementara, maskapai full service bersaing di tarif batas atas.
Pemangkasan batas tarif atas untuk maskapai full service diyakini pak Menhub bakal berdampak terhadap LCC yang tak mungkin punya harga tiket lebih mahal dari maskapai full service.
Lantas, apakah asumsi pak Menhub tersebut telah terealisasi saat menjelang hari H lebaran? Cukuplah berita soal harga tiket maskapai full service garuda yang sampai menyentuh Rp21-24 juta bisa memberi gambaran. Mungkin saja harga tak masuk akal tersebut sudah melampaui standar tarif batas atas maskapai full service.
Jadi, sesuai dengan jaminan Menhub, jika tarif batas atas maskapai full service diturunkan 12-16 persen maka maskapai LCC juga akan ikut turun. Jika asumsinya seperti itu, maka jika kita menghitung harga tiket maskapai full service yang sampai puluhan juta itu, maka secara otomatis maskapai LCC juga akan menyesuaikan dengan kisaran termurah dengan harga 3-4 jutaan (asumsi tiket full service puluhan juta).
Itu pastinya juga tergantung rute domestik yang akan dituju. Semakin jauh jaraknya, maka bersiap-siaplah memegang kantong dalam-dalam.
Ternyata, asumsi yang telah disampaikan pak Menhub sangat rasional. Rasional dari hitung-hitungan penyesuaian harga tiket full service yang bakal ikut diimbangi oleh LCC.
Jadi, semakin gila harga tiket full service maka LCC juga akan nyusul perlahan dan menggila. Jadi, jangan kita tanya lagi soal harga tiket murah. Apalagi jaminan penurunan harga tiket di momen lebaran ini. Karena sudah jelas, hanya asumsi tarif batas atas pak Menhub yang benar.
Soal jaminan harga tiket turun mungkin saja masih di awang-awang. Atau mungkin saja kebijakan menhub sudah tak bertaji lagi sehingga maskapai sudah punya aturan sendiri. Mungkin saja yah? Namanya juga asumsi.