Lontar.id – Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China berakibat buruk pada perusahaan raksasa telekomunikasi, Huawei Technologies Co Ltd.
Perusahaan asal Cina tersebut masuk ke dalam daftar hitam (Blacklist) oleh AS. Penggunaan perangkat lunak Huawei dilarang memasarkan produk tanpa mendapatkan lisensi dari pemerintah AS.
Imbas Perang Dagang terhadap Huawei:
1. Negeri Paman Sam melarang penggunaan produk Huawei karena dianggap mengganggu keamanan nasional, serta perusahaan Huawei dicurigai berkonspirasi dengan pemerintah Iran untuk memata-matai AS.
2. 70 perusahaan yang berafiliasi dengan Huawei turut dimasukkan dalam daftar hitam sebagai brand yang dilarang dalam urusan perdagangan. Sehingga Huawei kesulitan mendapatkan pasokan perangkat lunak atau komponen dari AS untuk mengembangkan bisnis telekomunikasi.
3. Presiden AS, Donald Trump turut mengkampanyekan pelarangan pada negara-negara lain untuk menggunakan produk Huawei, terutama pada pengembangan produk 5G teranyar yang rencananya akan diluncurkan di AS.
4. Meski pihak Huawei sudah berkali-kali membantah terkait adanya konspirasi, seperti yang dituduhkan Donald Trump terhadap perusahaan raksasa asal China itu, namun hingga saat ini AS masih enggan melakukan pencabutan terhadap sanksi
5. Larangan pemerintah AS, berimbas buruk pada hilangnya pendapatan produk smartphone Huawei. Analisis pun berpendapat, dalam waktu dua tahun kedepannya, Huawei bakal menanggung kehilangan pendapatan sekitar 30 miliar dolar AS.
6. Kabar terbaru dari perusahaan raksasa asal China ini, mereka akan mengambil langkah strategis menyelamatkan keberlanjutan perusahaan dengan memangkas jumlah karyawan. Keputusan untuk pemutusan hubungan kontrak (PHK) dinilai efektif mengurangi biaya produksi.
7. Huawei berencana dalam waktu dekat ini akan PHK 600 Karyawan dari 750 di unit usaha riset dan pengembangan (R&D) yaitu Futurewei Technologies yang didirikan di Texas AS.
8. 600 karyawan yang dikena PHK akan diberikan jaminan berupa paket pesangon dan pembayaran tunjangan lainnya.
9. Perusahaan Huawei yang mengklaim sebagai pemimpin dalam teknologi 5G, apakah kedepan akan mampu melewati badai pelarangan produknya yang dijual di AS dan negara-negara yang mengikuti kebijakan AS.
10. Atau ada kemungkinan, Huawei membangun perusahaan sendiri atau bekerjasama dengan Rusia untuk pengembangan perangkat lunak nirkabel 5G? Sehingga Huawei tidak lagi bergantung pasokan dari AS.
Penulis: Ruslan