Friday, May 30, 2025
Jaringan :   Cermis.id   Etnis.id
Lontar.id
  • PaliwaraNews
  • BiwaraIndepth
  • NusantaraBudaya
  • KanggaOlahraga
  • RagamHiburan
  • KolomOpini
No Result
View All Result
Lontar.id
Home Esai

Untukmu yang Selalu Nyinyir Terhadap Kaum Teoritis

Oleh Ais Aljumah
22 January 2019
in Esai
280
SHARES
Share on FacebookShare on Twitter

Lontar-id – Sebelum mempelajari banyak teori, saya pernah nyinyir dan mengatai orang yang tulisannya semua disangkutkan dengan teori. Bahkan ngobrol biasa saja pasti ngomongnya sangat teoritis. Semua nama tokoh filsuf/pemikir disebut, mulai dari strukturalis sampai post strukturalis. Mulai dari tokoh feminis gelombang I sampai feminis gelombang-gelombang tak terhingga.

Saat bertemu dengan teman-teman yang seperti ini, saya akan lebih dulu memojokkan mereka. Dalam hati saya berkata, “pasti mereka cuman tahu teori, tapi nol aplikasi.” Atau, saya akan bilang begini, “pasti karena pengen terlihat keren dengan menyebut nama tokoh-tokoh dari luar, paling mereka nggak punya kepekaan sosial”. Hal yang sama terjadi ketika membaca tulisannya, dalam hati saya pasti berkata, “tulisannya kaku banget, nggak enak dibaca.”

Namun, semua aggapan itu berubah drastis, hampir 360 derajat ketika saya lanjut S2. Secara tidak langsung, saya harus bahkan hukumnya wajib mu’aqqat untuk saya mempelajari banyak teori. Coba saja tidak belajar teori, ujung-ujungnya pasti disuruh pulang kampung karena semua nilai ternyata eror.

Wasangka, setelah belajar beberapa teori, baik dari sumber utamanya langsung maupun membaca tulisan pemikir yang memformulasikan gagasan-gagasan para filsuf, saya jadi seperti mereka – yang saya nyinyiri di awal. Saat berbicara dan menulis, saya cenderung ingin menyebutkan nama-nama filsuf dan teori-teori apa yang dilahirkannya.

Rasanya memang keren, bisa menyebut nama-nama filsuf. Haha

Ada hal yang berkesan setelah membaca banyak referensi tulisan dan penjelasan dari dosen dan teman saya di kampus. Tentang bagaimana teori-teori itu lahir dan proses yang harus dilalui para filsuf sebelum menemukan gagasan-gagasannya.

Saya mulai rajin membaca dan merefleksikan teori-teori itu dalam realitas saat ini. Saya kembali mengaitkan bagaimana teori Hegemoni Gramsci bekerja dalam tren berhijrah di era modern. Bagaimana menggunakan teori komodifikasi Adorno dalam melihat identitas kelokalan yang dijadikan komoditi. Atau melihat perjalanan hidup diri sendiri melalui teori identitas Stuart Hall.

Saya bahkan seringkali berdialog dengan teman-teman yang samsekali tidak mengenyam pendidikan formal yang tinggi tapi bisa membabat hampir setengah dari Das kapital. Meskipun tidak merampungkan kitab Das Kapital, menurut saya itu tetap hebat. Zaman sekarang, jarang bisa bertemu orang yang baca Das Kapital secara utuh selain Fadli Zon. Jadi, sebenarnya mereka itu tidak semata-mata diproduksi oleh kampus.

Hal lain yang saya dapatkan, justru saya mulai berpikir metodelogis, meskipun tidak filsafat-filsafat amat. Dan itu menguntungkan ketika saya diminta menulis apapun. Mulai dari tulisan ringan yang ngesai sampai tulisan yang harus terindeks Scopus.

Yang terpenting menjadi orang yang peragu dan cenderung mempertanyakan segala sesuatunya. Setidaknya tidak reaktif dan impulsif lagi malove.

Hal lain lagi, saya bisa menyimpulkan orang yang suka nyinyirin orang yang suka pake teori setiap ngomong adalah orang yang justru tidak pernah mempelajarinya.

Share112Tweet70Share28SendShare
ADVERTISEMENT
Previous Post

"Menteri Habiskan Miliaran Setiap Jam Tanpa Kesepakatan Soal Brexit"

Next Post

Indonesia Masters: Liliyana Gantung Raket, Siapa Pelanjut yang Pantas?

Related Posts

Pembangunan TPU Rorotan Tak Sesuai Target
Esai

Pembangunan TPU Rorotan Tak Sesuai Target

by Dumaz Artadi
3 February 2021

Lontar.id - Pembangunan tempat pemakaman umum (TPU) untuk jenazah pasien positif Covid-19 di Rorotan, Jakarta Utara, tidak sesuai target yang...

Read more
Kami Bukan Pembawa Virus, Mengapa Dijauhi?

Kami Bukan Pembawa Virus, Mengapa Dijauhi?

21 April 2020
Skincare Korea yang Baik untuk Orang Indonesia

Skincare Korea yang Baik untuk Orang Indonesia

9 February 2020

Gugatan Terhadap Penggunaan Istilah Animisme untuk Menyebut Kepercayaan Nenek Moyang

6 February 2020
Menakar Artificial Intelligent sebagai Sebuah Kemudahan

Menakar Artificial Intelligent sebagai Sebuah Kemudahan

4 February 2020
YouTubers yang Suka Bikin Prank Beralih Saja Jadi Tiktokers

YouTubers yang Suka Bikin Prank Beralih Saja Jadi Tiktokers

29 January 2020
Lontar.id

PT. Lontar Media Nusantara

Follow us on social media:

  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Kontak Kami
  • Redaksi

© 2019 Lontar.id - Aktual Relevan Menyegarkan

No Result
View All Result
  • PaliwaraNews
  • BiwaraIndepth
  • NusantaraBudaya
  • KanggaOlahraga
  • KolomOpini
  • RagamHiburan
  •  Etnis.idwarta identitas bangsa
  •  Cermis.idaktual dalam ingatan

© 2019 Lontar.id - Aktual Relevan Menyegarkan

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In