Lontar.id – Wabah virus Corona di China diperkirakan baru akan berakhir pada April 2020 mendatang. Sementara, vaksin pertama untuk virus yang oleh WHO dinamai Covid-19 tersebut, baru bisa diciptakan 18 bulan ke depan.
Penasihat medis senior China, Zhong Nanshan, menjelaskan pada hari Selasa (11/2/2020), kematian akibat Covud-19 telah lebih dari 1.000 orang.
Zhong Nanshan, mengatakan kepada Reuters jumlah kasus baru turun di beberapa provinsi dan memperkirakan epidemi akan memuncak bulan ini.
“Saya berharap wabah ini atau peristiwa ini bisa berakhir pada bulan April,” tambah Zhong, 83, seorang ahli epidemiologi yang terkenal karena perannya dalam memerangi wabah Sindrom Pernafasan Akut Parah pada tahun 2003.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan ancaman global yang berpotensi lebih buruk daripada terorisme.
“Dunia harus ‘bangun’ dan menganggap virus musuh ini sebagai musuh publik nomor satu,” kata kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada wartawan, seperti dilansir Reuters.
WHO mengatakan pada hari Selasa 1.017 orang telah meninggal di Cina, yakni ada 42.708 kasus.
Hanya 319 kasus yang telah dikonfirmasi di 24 negara dan wilayah lain di luar China daratan, dengan dua kematian, satu di Hong Kong dan yang lainnya di Filipina.
Tedros kurang optimis, dia mengatakan bahwa Covid-19 harus dianggap sama dengan serangan teroris.
“Sejujurnya virus lebih kuat dalam menciptakan pergolakan politik, sosial dan ekonomi daripada serangan teroris apa pun,” katanya.
“Itu musuh terburuk yang bisa kau bayangkan”.
Dia menegaskan, vaksin pertama baru ada 18 bulan lagi. Dia mendesak persatuan global untuk mencegah “jauh lebih banyak kasus dan biaya yang jauh lebih tinggi” dari penyakit yang ditimbulkan.