Lontar.id – Makanan adalah elemen budaya suatu bangsa yang memiliki kekuatan hebat. Makanan juga merupakan identitas bangsa.
Hala itu disampaikan oleh Wakil Presiden RI, KH Ma’ruf Amin, dalam sambutan pada kegiatan Halal Dining ASEAN Forum 2021 dan Peluncuran The Mastercard-Crescent Rating Halal Food Lifestyle Indonesia 2021 Report, Rabu, 15 Desember 2021.
“Makanan adalah kebutuhan pokok semua orang. Lebih dari itu, makanan adalah elemen budaya suatu bangsa yang memiliki kekuatan hebat. Makanan adalah identitas bangsa. Makanan dapat mempersatukan,” kata Ma’ruf.
Bahkan, menurutnya makanan menjadi alat diplomasi dalam hubungan antar-bangsa untuk mempromosikan kerja sama, pariwisata dan perdagangan.
Ma’ruf juga mengapresiasi kolaborasi dalam penyelenggaraan acara ini, khususnya antara Mastercard, Crescent Rating, dan KNEKS.
Inisiatif peluncuran The Mastercard-Crescent Rating Halal Food Lifestyle Indonesia Report tahun 2021, disebutnya akan semakin memperkaya khazanah informasi seputar industri makanan halal di Indonesia.
“Bangsa kita dianugerahi kekayaan kuliner yang luar biasa. Potensi industri kuliner kita harus terus kita gali dan optimalkan, dalam hal ini, khususnya kuliner halal,” lanjutnya.
Ma’ruf mengaku yakin kita bisa menjadi produsen makanan halal terbesar. Apalagi didukung dengan kekayaan aneka bumbu rempah eksotis.
Dia menambahkan, pengembangan ekosistem industri produk halal yang kokoh dan berkelanjutan membutuhkan penguatan branding, literasi, SDM, riset dan inovasi, infrastruktur teknologi maupun regulasi.
Seluruhnya harus disinergikan untuk menciptakan suatu rantai pasok halal, mulai dari bahan baku hingga produk halal sampai ke konsumen.
Pengembangan ekosistem makanan halal juga perlu memperhatikan perubahan perilaku konsumen.
“Misalnya, setelah terjadi pandemi Covid-19, kita cenderung memilih makanan yang sehat, bersih dan higienis,” tutur Ma’ruf.
Ketiga karakter tersebut dapat diasosiasikan dengan halal. Ini berarti, potensi pasar makanan halal adalah semua kalangan, terlepas dari agama dan keyakinannya.
Pola konsumsi masyarakat juga dipengaruhi oleh transformasi di bidang teknologi. Digitalisasi berhasil menyuguhkan aplikasi on-demand yang semakin memanjakan masyarakat. Transaksi online menjadi semakin mudah, mulai dari pemesanan, pembayaran, hingga pilihan pengantaran makanan.
Tren tersebut mendatangkan peluang baru bagi para pelaku usaha, termasuk bagi UMKM makanan halal. Namun, UMKM makanan halal masih membutuhkan dukungan akses dan penguatan kompetensi pelaku usaha agar mampu bersaing secara luas, bahkan hingga ke pasar internasional.