Jakarta, Lontar.id – Sempat ramai dibincangkan karena nama makanan yang diberikan kepada warga, yakni “Nasi Anjing”, akhirnya diusut polisi.
Kemasan nasi itu berlogo kepala anjing dan disertai tulisan “Nasi Anjing, Nasi Orang Kecil, Bersahabat dengan Nasi Kucing #Jakartatahanbanting”.
Warga penerima makanan merasa dilecehkan dan berasumsi sendiri, bahwa isi makanan berisi daging anjing yang diharamkan umat Islam.
Polisi menemukan kesalahpahaman. “Betul (hanya) kesalahpahaman,” kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara Kompol Wirdhanto Hadicaksono dikutip CNNIndonesia.com, Senin (27/4).
Pembagian “Nasi Anjing” itu di daerah Masjid Babah Alun, Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Selain itu, nasi juga dibagi di seluruh wilayah Jakarta, Jakarta Utara, Selatan, Pusat, Barat dan Timur
Kata Wirdhanto, laporan soal Nasi Anjing diterima pada Sabtu (25/4) malam. Ada pula video viral soal Nasi Anjing dari warga yang mendapatnya.
Setelah itu, polisi menyelidikinya dan meminta klarifikasi dari yayasan ‘Qahal Family’ selaku pihak pemberi nasi.
Hasilnya, pemberian nama Nasi Anjing disebabkan porsinya yang lebih besar daripada nasi kucing. Berlawanan dengan nasi kucing. Bahannya semua halal.
Minggu kemarin, menurut Wirdhanto, pihak perwakilan warga Warakas dengan pihak yayasan ‘Qahal Family’ telah bertemu. “Sepakat dan menyudahi polemik,” ucap Wirdhanto.
Perwakilan warga Warkas dan pihak yayasan juga sama-sama menandatangani surat kesepakatan bersama yang berisi yayasan mengaku salah dan minta maaf.
Kedua, warga Warakas menyayangkan kejadian pembagian Nasi Anjing, oleh pihak yayasan yang tidak melalui koordinasi dengan pengurus RT/RW setempat.
“Tidak ada tuntutan lainnya di kemudian hari, baik secara pidana ataupun perdata,” bunyi surat itu.
Sementara Biantoro Setijo, Pendiri Yayasan Qahal, dikutip Kompas TV, mengaku niatnya hanya membantu masyarakat kecil pada waktu sebelum dan saat Ramadan, selama situasi pandemi Covid-19.
“Ada kekeliruan anggota kami yang tidak menjelaskan sebelum memberi kepada masyarakat.”
“Isinya telur, daging dan sosis. Kita tidak mungkin pakai babi dan anjing. Tidak mungkin. Nanti kita juga ganti namanya, yaitu nasi semut, karena semut pekerja keras.”