Lontar.id – Penambahan jumlah kasus positif Covid-19 di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) pada Senin, 8 Juni 2020 mencapai 110 kasus. Sehingga total kasus positif di Sulsel sebanyak 2.014 kasus.
Jumlah tersebut diketahui berdasarkan data yang disampaikan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Berdasarkan data yang sama, jumlah pasien Covid-19 di Sulsel yang dinyatakan sembuh sebanyak 673 pasien, atau tidak ada penambahan jika dibandingkan hari sebelumnya.
Sementara, jumlah pasien meninggal akibat Covid-19 di Sulsel juga tidak terdapat penambahan, atau sebanyak 94 orang.
Jika mengacu pada data yang ada, maka jumlah penambahan pasien Covid-19 di Sulsel sepanjang periode 1 Juni 2020 hingga 8 Juni 2020 sebanyak 473 kasus. Pada 31 Mei 2020 lalu jumlah kasus positif Covid-19 di Sulsel sebanyak 1.541, dan bertambah 45 kasus pada 1 Juni 2020, menjadi 1.586.
Selanjutnya, pada 2 Juni 2020, penambahan pasien positif Covid-19 di Sulsel sebanyak 44 kasus atau menjadi 1.630 kasus. Pada 3 Juni 2020, penambahan kasus sebanyak 38, sehingga total sebanyak 1.668 kasus.
Hari selanjutnya, 4 Juni 2020, penambahan kasus baru sebanyak 54, sehingga totalnya menjadi 1.722 kasus. Kemudian pada 5 Juni 2020 mengalami penambahan 54 kasus sehingga total menjadi 1.776.
Pada 6 Juni 2020, penambahan kasus positif Covid-19 di Sulsel sebanyak 64 sehingga total kasus menjadi 1.840. Selanjutnya, 7 Juni 2020, terdapat penambahan kasus baru sebanyak 64, sehingga total kasus menjadi 1.904.
Pada Minggu, 7 Juni 2020, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Doni Monardo, melakukan kunjungan kerja di Provinsi Sulawesi Selatan, bersama Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy dan Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto.
Dalam kunjungan itu, Doni mendorong Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) untuk terus berupaya untuk mengendalikan COVID-19.
Dalam keterangannya, Doni menyampaikan bahwa sesuai arahan Presiden RI, Joko Widodo, Gugus Tugas diberi amanat untuk membantu tiga wilayah yang saat ini berada di zona merah COVID-19 agar segera dapat mengatasi pandemi COVID-19. Adapun tiga wilayah dalam kategori zona merah meliputi Jawa Timur, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan.
Hal itu penting dilakukan, mengingat arahan dari Presiden Joko Widodo bahwa pandemi COVID-19 tidak hanya berdampak pada kesehatan saja, namun juga berpengaruh terhadap stabilitas ekonomi.
Menurut data Kementerian Ketenagakerjaan, dalam waktu kurang lebih tiga bulan ada sebanyak 3,7 juta karyawan yang terkena PHK akibat dari dampak COVID-19.
“Itu yang formal, belum lagi yang dari informal,” jelas Doni di Balai Prajurit Manunggal, Makassar.
Oleh sebab itu, pemerintah mengambil langkah untuk segera dilakukan upaya persiapan wilayah dalam memulai aktivitas masyarakat yang produktif namun tetap aman COVID-19. Tentunya ada beberapa syarat yang harus dimiliki oleh suatu wilayah untuk kemudian diberikan ruang untuk memulai melalalui beberapa tahapan-tahapan dan simulasi.
“Kita harus mempersiapkan diri melaksanakan kegiatan masyarakat yang produktif tetapi aman COVID-19. Artinya kita tidak boleh terpapar COVID-19, tapi kita juga tidak boleh terkapar PHK,” kata Doni melalui rilis tertulis.
Kemudian, Doni juga menjelaskan bahwa Gugus Tugas juga memberi peluang kepada sembilan sektor untuk dapat melakukan aktivitas produktif dan aman COVID-19. Adapun sembilan sektor yang ditetapkan untuk dibuka kembali tersebut meliputi; pertambangan, perminyakan, industri, konstruksi, perkebunan, pertanian dan peternakan, perikanan, logistik dan transportasi barang.
Dalam hal ini, Doni Monardo yang juga menjabat sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menekankan bahwa salah satu kunci untuk dapat terbebas dari COVID-19 adalah disiplin dalam melaksanakan protokol kesehatan.
“Satu hal yang harus ditekankan di sini adalah ketaatan kepada protokol kesehatan,” jelas Doni.
Doni yakin bahwa dengan kekompakan dan semangat gotong-royong dapat memberikan hasil yang baik bagi Sulawesi Selatan dalam menangani COVID-19.
“Walaupun saat ini angkanya masih tinggi, tetapi kita lihat nanti tiga-empat minggu yang akan datang, Sulawesi Selatan sebagai daerah yang mungkin masih banyak kasus akan bisa menjadi lebih rendah bahkan nol berkat kerja keras seluruh komponen,” kata Doni.