Lontar.id – Sebanyak 25 mahasiswa Stikes Muhammadiyah, Gombong, Kebumen, menjadi relawan di Rumah sakit darurat untuk menangani kasus Covid-19 di Kabupaten Kebumen.
Sebanyak 25 mahasiswa itu berasal dari beberapa program studi. Mereka tergabung dalam relawan percepatan penanganan Covid-19. Pelepasan mahasiswa untuk menjadi relawan itu tampak dilakukan di aula kantor Dinas Kesehatan Kebumen, Sabtu, 25 April 2020.
Direktur RS darurat, drg Sri Purwitasari berterimakasih atas kepedulian Stikes Muhamadiyah Gombong yang mengirimkan mahasiswanya membantu pemerintah dalam percepatan penanganan Covid-19 di Kebumen.
“Sangat bersyukur masih ada mahasiswa yang mau menjadi tim relawan penanganan Covid-19 yang berisiko ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada Stikes Muhamadiyah Gombong,” kata Sri Purwitasari, seperti tertulis dalam keterangan resmi Pemprov Jateng, Senin, 27 April 2020.
Ketua Stikes Muhamadiyah Gombong, Herniyatun mengatakan, pengerahan relawan dari mahasiswa itu merupakan bentuk perwujudan Tri Darma Perguruan Tinggi. Selain juga, melatih dan mendorong mahasiswa meningkatkan kapasitasnya memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, khususnya pasien Covid-19.
“Mereka juga sudah mendapat izin orang tua sebagai tim relawan dan mendapat briefing dari drg Sri Purwitasari terkait protokol medis penanganan pasien Covid-19,” ujar Herniyatun.
Sebagai tim relawan percepatan penanganan covid 19 di Kebumen, kata dia, tentu itu akan menjadi pembelajaran kreatif dan bermanfaat bagi mahasiswa. Pihaknya mengapresiasi aksi mahasiswanya tersebut. “Apapun yang mereka lakukan, nanti sebagai manifestasi diri untuk kemanusiaan,” kata Herniyatun.
Para mahasiswa itu akan bertugas sebagai relawan hingga berakhirnya masa tanggap darurat Covid-19. Mereka juga telah mendapatkan pembekalan seperti penggunaan APD dan sistem operasional rumah sakit.
“Mereka akan merawat pasien positif tanpa gejala klinis, PDP dan ODP selama 14 hari dan bergantian dengan mahasiswa lainnya,” beber Herniyatun.
Dalam pelaksanaan tugas sebagai relawan nanti, mahasiswa akan mendapatkan pantauan dari dosen. Tenaga pengajar ini akan mengawal, memantau mulai dari persiapan, proses hingga selesai. Termasuk juga dosen akan memonitor kesehatan fisik dan psikologis mahasiswanya.
Seorang relawan dari mahasiswi tingkat akhir profesi nurse, Dwi Nurbaity optimistis dan penuh keikhlasan mengabdikan diri membantu menangani pasien Covid-19. “Kami tahu tugas ini berisiko, tapi kami akan lakukan sesuai standar operasional prosedur/protokol medis untuk menghindari segala risiko. Berdoa dan berikhtiar untuk kesembuhan pasien itu yang kami harapkan,” ujar Dwi.