Lontar.id – Perum Damri Cabang Makassar sedang mengkaji pembukaan koridor baru Bus Rapid Transport (BRT), sesuai dengan usulan Dinas Perhubungan Sulawesi Selatan.
General Manager Perum Damri Cabang Makassar, Ilyas Hariyanto, mengatakan, setiap tahun pihaknya mengalami kerugian miliaran rupiah, karena pendapatan dari BRT tidak mampu menutupi biaya operasionalnya. Akibatnya, sebagian koridor BRT terpaksa ditutup.
Kerugian yang dialami oleh pihak Damri tersebut berlangsung sejak awal pengoperasian BRT lada 2015 lalu. Dampak dari penutupan koridor tersebut, kini armada BRT yang beroperasi tinggal sembilan unit.
Agar tetap bertahan, pihaknya terpaksa menerapkan subsidi silang. Juga mencoba cara lain seperti menyewakan bus-bus BRT untuk berbagai acara. Termasuk disewakan untuk rombongan perjalanan wisata, studi tur antarkota dan sebagainya.
“Tidak ada berubah sejak awal beroperasi. Tidak pernah untung. Jadi ya kita sempat mau kembalikan saja semua ke pusat bus-bus ini,” jelas Ilyas, Rabu (25/12/2019).
Namun, Dishub Sulsel ingin membuka koridor baru, dengan rute Jalan Hertasing- Jalan HM Yasin Limpo atau jalur ke Samata.
Menurutnya, rute ini sebenarnya menjanjikan, lantaran bukan rute transportasi umum. “Bukan jalur pete-pete jadi potensi untuk operasional BRT sebenarnya. Namun kami pikir-pikir dahulu. Ya, peluangnya bisa saja dilayani nanti,” urai Ilyas.
Sementara itu, Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah, saat dimintai tanggapannya soal kondisi dan nasib BRT saat ini, ia menyebutkan dirinya punya konsep sendiri.
“Tunggu aja. Konsep kita itu bagus. Konsep kita itu shuttle stopping busnya, tidak terlalu besar tapi fungsional. Busnya juga pendek, Itu lagi bikin. Kita lagi undang mereka datang. Busnya itu enak, bisa mampir dan orang naik turun mudah. Kita lagi desain bus yang bagus. Lebih nyaman orang lagi berdiri di atas,” urai Nurdin.
Terkait Bus bantuan dari Kementerian Perhubungan yang sudah ada, Nurdin menegaskan, bahwa itu sudah ada yang punya, dan pajaknya baru selesai dibayar.
Pada 2019, Kementerian Perhubungan RI, melalui Balai Pengelolaan Transportasi Darat Wilayah XIX Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat memberikan bantuan bus sebanyak 29, terdiri dari 15 bus rapid trans (BRT) dan 14 bus sekolah.