Lontar.id – Seluruh organisasi yang memiliki satuan siap-siaga bencana di Kabupaten Wonogiri diharapkan menunjukkan komitmen dalam menghadapi kerawanan bencana yang mungkin muncul.
Harapan itu disampaikan oleh Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, saat Apel kesiapsiagaan bencanadengan tema “Kita Jaga Alam, Alam Jaga Kita”, yang diikuti oleh petugas gabungan dari berbagai unsur lapisan masyarakat di Kabupaten Wonogiri.
Dalam apel tersebut, Joko Sutopo meminta segenap unsur pemerintah, TNI, Polri, Satpol PP, BPBD, Linmas, PMI, Tim SAR, Forum Pengurangan Resiko Bencana, Satgas Lintas Organisasi untuk menunjukkan komitmen mereka.
“Apresiasi kepada segenap unsur yang senantiasa mengedepankan kewaspadaan dan kesiapsiagaan, mengingat kejadian bencana alam dapat terjadi kapanpun, dimanapun, menimpa siapapun, dan terjadi baik pada musim penghujan, maupun musim kemarau, “ ucapnya melalui keterangan resmi Humas Pemprov Jawa Tengah (Jateng), Jumat (10/1/2020).
Ditambahkan bahwa bencana alam kekurangan air melanda Kabupaten Wonogiri pada musim kemarau lalu menimbulkan kerawanan kebakaran pemukiman warga dan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Selanjutnya pada musim penghujan, banjir, tanah longsor, angin ribut, pohon tumbang, mengakibatkan kerusakan pada sarana publik, maupun ranah pribadi, yang tentunya harus terus diwaspadai.
“Ada kecenderungan dalam masyarakat, yang seakan mengingkari dampak bencana, hingga munculnya bencana alam itu sendiri. Belum muncul kesadaran masyarakat, bahwa mencegah munculnya bencana alam harus diutamakan, lebih dari upaya penanganan dampak bencana itu sendiri,” urainya.
Prinsip mitigasi bencana, kata dia, sebagai rangkaian upaya mengurangi risiko bencana, baik lewat pembangunan fisik atau penyadaran dan peningkatan kemampuan dalam menghadapi ancaman bencana, harus terus disosialisasikan.
Sebagai ilustrasi, di tahun 2019 lalu di Kabupaten Wonogiri terjadi 39 bencana tanah longsor, 103 kejadian angin ribut/ cuaca ekstrim, 10 kejadian banjir, 23 kejadian kebakaran rumah, 33 kejadian kebakaran hutan dan lahan, 2 kejadian tanah bergerak, serta 1 kejadian tanah amblas. Bencana tersebut selain berdampak kerugian fisik hingga ratusan juta rupiah, juga menelan korban jiwa.
“Ilustrasi tersebut saya sampaikan agar kita semua menyadari arti penting mitigasi bencana,” imbuhnya.
Bupati menegaskan akan mengambil langkah dan strategi tanggap darurat. Di antaranya penyampaian informasi perkembangan cuaca setiap hari dan secara periodik setiap ada perkembangan cuaca melalui jajaran birokrasi, relawan dan media.
Kemudian menyiapkan personil secara terpadu dengan melibatkan OPD teknis, unsur TNI, POLRI, unsur relawan FPRB, relawan desa dan dunia usaha. Juga menyiapkan perlatan tanggap bencana dan logistik kebutuhan dasar korban dampak bencana.
Melalui apel kesiapsiagaan penanggulangan bencana alam tahun 2020, Bupati berharap supaya dapat memperkuat kerjasama antar lini, membangun sistem penanggulangan yang terpadu, solid, untuk meminimalkan resiko dan dampak bencana di kemudian hari.