Lontar.id – Pembangunan Terowongan Nanjung di Kabupaten Bandung sebagai bagian Sistem Pengendalian Banjir Sungai Citarum telah diselesaikan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan keberadaan Terowongan Nanjung telah memberikan manfaat mengurangi genangan air saat puncak hujan yang mengguyur sebagian wilayah Provinsi Jawa Barat pada 17 Desember 2019.
Keberadaan Terowongan Nanjung yang berada di kawasan Hulu Citarum di Curug Jompong memperlancar aliran Sungai Citarum ke hilir sehingga lama dan luas genangan banjir di kawasan Bandung Selatan bisa berkurang.
“Tadi kita lihat ternyata Terowongan Nanjung saat pintu air dibuka Sungai Citarum bisa kering,” jelasnya melalui keterangan resmi Kementerian PUPR, Rabu (15/1/2020).
Basuki menambahkan, pada 17 Desember 2019 terjadi puncak hujan di Bandung dan sekitarnya, saat itu BBWS Citarum juga mengetes terowongan tersebut.
“Ditunggu sampai air banjir naik di Dayeuhkolot dan masyarakat bersiap untuk mengungsi seperti biasa. Terowongan ini lalu dibuka pukul 23.15, lima jam kemudian sekitar pukul 5 pagi sudah surut. Jadi terowongan ini memang berfungsi sebagai salah satu pengendali banjir di Bandung Selatan,” kata Menteri Basuki.
Menurut Menteri Basuki, selama ini pada saat musim hujan, debit banjir Sungai Citarum yang besar tertahan batuan besar di Curug Jompong yang juga merupakan situs budaya, sehingga menyebabkan banjir akibat backwater. Oleh karenanya dibangun Terowongan Nanjung yang dapat memperlancar aliran air dari Hulu Sungai Citarum.
Terowongan Nanjung dibangun pada November 2017 dan tuntas pada Desember 2019 terdiri dari 2 tunnel dengan panjang masing-masing 230 meter dan diameter 8 meter.
Kedua terowongan akan mengurangi banjir di Dayeuhkolot, Baleendah, Andir dan sekitarnya dengan jumlah Kepala Keluarga yang terbebas banjir mencapai 14.000 KK.
Terowongan Nanjung, kata dia, akan mengurangi total luas genangan di Kabupaten Bandung dari semula 3.461 hektare menjadi 2.761 hektare. Keberadaan terowongan juga akan meningkatkan kapasitas Sungai Citarum dari 570 m3/detik menjadi 669 m3/detik.