Lontar.id – Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah memastikan belum ada satu pun warga maupun ekspatriat di Jateng, yang terinfeksi Novel Corona Virus (2019-nCoV) atau virus Corona.
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah, Yulianto Prabowo, saat konferensi pers di Gedung A Lantai 1 Kantor Gubernur Jateng, Rabu (29/1/2020), mengakui bahwa memang ada empat orang yang sempat dicurigai terpapar Corona Virus.
Namun, setelah melalui perawatan di rumah sakit, belum ada satupun yang didiagnosa positif mengidap penyakit yang menyerang saluran napas itu.
“Sampai saat ini, tidak ditemukan orang yang confirm Novel Corona Virus. Ada beberapa yang kita observasi memang. Namun setelah kita observasi yang di Moewardi (RSUD Moewardi Surakarta) dipastikan bukan (negatif nCoV). Yang di Margono (RSUD Margono Purwokerto) satu orang rujukan bukan (negatif). Sementara yang di (RSUP) Kariadi Semarang secara klinis bukan, tapi untuk kewaspadaan masih di ruang isolasi. Kasus di Margono rujukan dari Cilacap, saat ini masih dalam perawatan,” ujar Yulianto melalui keterangan resmi Pemprov Jateng.
Menurutnya, dari keempat kasus tadi, semuanya memiliki riwayat pernah pergi ke daerah Tiongkok. Secara klinis medis, mereka rerata menderita sakit seperti flu, yakni batuk, dan suhu tubuh yang naik. Namun, di antaranya, belum ada yang menunjukan gejala pneumonia yang merupakan salah satu gejala khas dari Corona Virus.
Yulianto menyebut, sebagai bentuk kewaspadaan, keempat pasien tersebut telah melalui standar pemeriksaan bagi kasus infeksi virus. Selain itu, penanganannya telah dilakukan dengan ketat, dan menempati ruang isolasi pada rumah sakit yang telah ditunjuk.
“Akan tetapi, setelah dilakukan pemeriksaan, dua orang di antaranya (di RSUD Moewardi dan RSUD Margono Soekarjo) dikeluarkan dari indikasi tersebut (pengidap nCoV). Sementara, dua kasus lain, kini masih dalam pantauan tim medis, yakni di (RSUD) Kariadi dan Margono (rujukan dari Cilacap),” imbuhnya.
Sebagai bentuk kewaspadaan, pihaknya menyiagakan 10 rumah sakit khusus rujukan penyakit tersebut. Di antaranya, RSUP Kariadi, RSUD Margono Soekarjo Purwokerto, RSUD Moewardi Surakarta, RSUP Soeradji Tirtonegoro Klaten, RSUD Tidar Magelang dan RSUD Kardinah Tegal.
Selain itu, pihaknya juga telah mengeluarkan Surat Edaran Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah No. 443.39/271/3 tentang kesiapsiagaan dan antisipasi penyebaran penyakit pneumonia berat yang belum diketahui etiologinya. Surat itu ditujukan kepada seluruh kepala dinas kesehatan di kabupaten kota di Jateng, serta rumah sakit tipe A dan B dalam menerima rujukan.
Kewaspadaan juga dilakukan pada Bandara Jenderal Ahmad Yani, Bandara Adi Soemarmo, dan Pelabuhan Tanjung Emas, yang digunakan untuk lalu lintas orang dari luar negeri.
Yulianto menambahkan, hingga saat ini Corona Virus belum ditemukan obatnya. Namun, karakter virus ini rentan dan bisa dicegah dengan menjaga pola hidup sehat.
“Virus ini memiliki karakter self eliminated selama tujuh sampai 10 hari. Jadi pasien yang kita rawat dan bisa melewati masa itu bisa selamat. Terkait pernyataan kalau makan bawang putih bisa lawan virus ini belum ada penelitian. Tapi silakan warga menjaga kesehatan dengan makan makanan bergizi, supaya daya tahan tubuh kuat,” paparnya.
Menurut Kadinkes, Novel Corona Virus merupakan jenis baru virus yang diduga satu keluarga dengan penyebab Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Akan tetapi, virus tersebut belum pernah teridentifikasi sebelumnya pada manusia.
Virus ini memiliki masa inkubasi selama dua sampai 14 hari setelah paparan. Tandanya, adalah demam, batuk dan sesak napas. Pada kasus yang parah, bisa menyebabkan pneumonia, gagal ginjal dan kematian.
Kali pertama, virus ini dilaporkan pada Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Saat itu, ditemukan kasus pneumonia yang belum diketahui etiologinya. Hingga 26 Januari 2020 sudah ditemukan 1.320 kasus di 10 negara dengan 41 kasus kematian.