Lontar.id – Pengasuhan yang kurang baik terhadap anak, bisa berdampak pada kekerasan fisik, emosional dan seksual, juga bunuh diri, serta eksploitasi.
Hasil Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja (SNPHAR) Tahun 2018 menunjukkan 2 dari 3 anak pernah mengalami kekerasan fisik, emosional maupun seksual.
Demikian juga kasus-kasus yang mengemuka di media massa terkait anak seperti bunuh diri, eksploitasi, dan penelantaran.
“Berbagai fakta ini merupakan contoh dampak dari pengasuhan yang kurang baik,” ungkap Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga pada Acara “Gerak Sinergi Terpadu Pengasuhan Anak (Gesit Asuh)” di Kantor Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), Jakarta, Kamis (30/1/2020).
Melalui rilis tertulis Kementerian PPPA, disebutkan bahwa pengasuhan merupakan hal mendasar dalam pembentukan karakter bagi anak, sehingga dibutuhkan teladan sikap orang tua bagi perkembangan anak.
“Anak-anak akan melakukan imitasi atau meniru dari lingkungan terdekatnya. Oleh karena itu, peran orang tua dalam pengasuhan anak pada masa tumbuh kembangnya sangat penting, khususnya dalam pengasuhan anak usia dini,” lanjut Bintang.
Anak-anak juga harus dipenuhi haknya. Olehnya itu, Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak Kementerian PPPA meluncurkan program Gerak Sinergi Terpadu Pengasuhan Anak atau disingkat Gesit Asuh.
Menurut Bintang, sinergitas antar stakeholder merupakan kunci untuk menjawab permasalahan dan tantangan perlindungan anak.
Gesit Asuh, kata dia, tidak hanya sekedar tagline, tapi bagaimana kita bisa mengimplementasikan dalam kehidupan kita sehari-hari.
“Ketika bicara upaya perlindungan dan pemenuhan hak-hak anak tidak hanya menjadi tanggung jawab Kemen PPPA, kita perlu bergandengan tangan, kita perlu bersinergi,” tambah Bintang.
Peluncuruan Gesit Asuh ini pun mendapat tanggapan positif, salah satunya berasal dari Ketua Lembaga Anak Indonesia (LPAI), Seto Mulyadi atau Kak Seto.
“Saya memberikan apresiasi kepada Kemen PPPA dengan gebrakan ini. Selama ini stakeholder yang terlibat dalam upaya perlindungan anak sering sendiri-sendiri, tidak ada keterpaduan, tidak ada sinergi, yang kadang-kadang justru membuat anak jadi bingung. Dengan adanya gerak sinergi terpadu mudah-mudahan bisa kompak dan satu arah sehingga anak terlindungi dan mendapat pengasuhan yang tepat,” ujar Kak Seto.
Gesit Asuh merupakan jaringan kerjasama sinergi program-program pengasuhan anak berkualitas melibatkan berbagai pihak yaitu pemerintah, lembaga masyarakat, dunia usaha dan jaringan media. Dalam acara tersebut juga dilakukan penandatanganan Deklarasi Gesit Asuh serta peluncuran iklan Kampanye Pengasuhan Anak Berbasis Keluarga yang dihadiri perwakilan Kantor Staf Presiden, Kementerian Sosial, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Lembaga Masyarakat oleh Aliansi Pengasuhan Berbasis Keluarga (Aliansi Asuh Siaga), Dunia Usaha oleh Asosiasi Perusahaan Sahabat Anak Indonesia (APSAI), dan Media oleh Komunitas Jurnalis Kawan Anak (Jurkawan).