Lontar.id – Arus mudik para perantau dari tanah rantau menuju kampung halaman terus terjadi sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Arus mudik ini bukan hanya dari wilayah Jakarta saja, tetapi juga dari beberapa kota lain.
Para pemudik yang pulang kampung bukan hanya berasal dari kalangan pekerja atau pegawai saja, tetapi juga dari kalangan mahasiswa yang merasa khawatir jika tetap berada di tanah rantau, seperti yang diungkapkan Indri Karlina, mahasiswa asal Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang kuliah di Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar.
Indri mengaku khawatir jika tetap berada di Makassar, sebab di sana dia kesulitan memperoleh alat pelindung diri, seperti masker dan hand sanitizer. Bahkan di sejumlah toko dan apotek, barang-barang itu sudah ludes diborong orang.
Pembagian masker dan hand sanitizer secara cuma-cuma oleh beberapa kelompok pemerhati kesehatan, dianggap belum cukup karena persediaan terbatas.
“Saya lebih pilih pulang kampung (Bima) daripada harus bertahan. Banyak teman-teman saya merasa takut terinveksi (virus) Corona, apalagi belum ada jaminan kami dikasih bantuan,” kata Indri Karlina melalui telpon saat dikonfirmasi, Kamis (02/04/2020).
Kata Indri, selain dirinya, masih banyak mahasiswa asal Bima lainnya yang pulang kampung dengan alasan yang sama. Namun data pasti jumlah mahasiswa yang mudik belum diketahui.
Mereka menggunakan jalur udara dan laut sebelum diberlakukan karantina wilayah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) oleh pemerintah pusat.
Arus mudik juga mengalir ke Provinsi Jawa Tengah. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, melalui keterangan tertulis memperkirakan jumlah pemudik menggunakan jalur transportasi darat dan laut, mencapai 80 ribu pemudik pertanggal 15-28 Maret. Angka tersebut diperkirakan semakin meningkat hingga awal bulan April ini.
Banyaknya warga yang mudik, disebut-sebut menjadi salah satu penyebab meningkatnya jumlah pasien positif Covid-19 di Jawa Tengah.
Hingga hari ini, Kamis (2/4/2020), berdasarkan data dari laman resmi pemerintahan Jawa Tengah, corona.jatengprov.co.id, jumlah pasien yang terinveksi pandemi virus corona mencapai 92 kasus positif. 77 kasus sedang dalam perawatan, 8 kasus dinyatakan telah sembuh, 7 kasus meninggal dunia dan 10.513 kasus dinyatakan orang dalam pemantauan (ODP).
Editor: Kurniawan