Lontar.id – Jumlah pasien positif terinfeksi Covid-19 di Sulawedi Selatan (Sulsel) pada hari Jumat, 17 April 2020, mencapai 332 pasien atau bertambah 62 pasien dari hari sebelumnya yang berjumlah 270. Dengan jumlah itu Sulsel masuk empat besar jumlah pasien positif Covid-19 di Indonesia.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang dirilis oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Provinsi DKI Jakarta masih menjadi daerah dengan jumlah pasien positif Covid-19 terbesar di Indonesia, yakni 2.815 pasien, kemudian terbesar kedua Jawa Barat dengan jumlah pasien 632, lalu Jawa Timur dengan jumlah 522, dan Sulsel dengan 332.
Sementara, jumlah total pasien positif Covid-19 di Indonesia sebanyak 5.923 orang atau meningkat 407 pasien dari hari sebelumnya yang berjumlah 5.516. Sedangkan jumlah pasien yang sembuh meningkat menjadi 607 orang atau bertambah sebanyak 59 orang dari hari sebelumnya yang berjumlah 548. Jumlah pasien meninggal sebanyak 520 orang atau bertambah 24 orang dari hari sebelumnya yang berjumlah 496 orang.
Sehari sebumnya, Kamis, 16 April 2020, Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto mengatakan bahwa pengujian sampel orang-orang yang diduga terpapar wabah COVID-19 akan dilakukan secara lebih masif guna mempercepat penanganan pandemik tersebut.
“Pengujian sampel harus dilaksanakan secara lebih masif,” katanya dalam konferensi pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta.
Ia mengatakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), TNI dan Polri telah bersama-sama meningkatkan jumlah laboratoirum yang mampu melaksanakan pengujian sampel dan meningkatkan kapasitas pemeriksaan dari laboratorium tersebut.
Pemeriksaan tersebut akan terus dilaksanakan sehingga target untuk bisa menguji minimal 10 ribu sampel per hari dapat dilakukan.
Kemudian, terkait pelaksanaan isolasi yang dilakukan masyarakat secara mandiri, ia juga meminta untuk lebih diperketat, baik isolasi mandiri yang dilaksanakan di rumah maupun isolasi kelompok yang diinisiasi oleh kelompok masyarakat seperti dari RT/RW dan desa.
Inisiatif tersebut, katanya, menjadi sesuatu yang sangat berkontribusi terhadap pelaksanaan isolasi.
“Kita harus bersama-sama harus memberi ruang dan waktu kepada saudara-saudara yang melaksanakan isolasi diri di rumah,” ujarnya.