Lontar.id — Juru Bicara Pengangan COVID 19 Achmad Yurianto angkat bicara mengenai transparansi data penanganan Covid-19, terutama jumlah angka kematian.
Yuri mengatakan, data yang disepakati sebagai data resmi serta dapat dipertanggungjawabkan adalah data kasus yang sudah dikonfirmasi dari hasil pemeriksaan laboratorium, melalui pemeriksaan antigen dengan realtime PCR.
Begitu pula jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien dalam Pengawasan (PDP), akan dirilis berdasarkan yang dihimpun dari setiap provinsi. Pada kasus kematian PDP maupun ODP, Yuri menegaskan, pemerintah hanya akan memasukkan datanya apabila diketahui terkonfirmasi positif dari hasil tes antigen dengan PCR, yang sampelnya diambil sebelum meninggal.
“Maka kematian tersebut akan dicatat sebagai kematian kasus konfirmasi positif Covid-19. Namun tidak terkonfirmasi positif atau negatif hasilnya atau tidak sempat diambil spesimennya sebelum meninggal maka kita tidak akan pernah mencatat ini sebagai kasus meninggal karena kasus Covid-19,” kata Achmad Yurianto dalam konferensi pers Kamis 23 April 2020 sore.
Baca juga: 26 Anak di Indonesia Positif Terinfeksi Covid-19
Meski begitu, pada kasus PDP maupun ODP yang meninggal meski belum terkonfirmasi hasil laboratoriumnya, tata laksana pemulasaran jenazah dan pemakaman, tetap dilakukan dengan prosedur Covid-19. Prosedur dimaksud untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan positif Covid-19.
“Hal ini penting semata-mata dalam rangka melindungi petugas pemulasaran jenazah melindungi keluarga dan melindungi petugas pemakaman” katanya.
Sebelumnya, jumlah data korban jiwa terkait Covid-19 disebut lebih tinggi dari angka resmi yang saban hari dirilis pemerintah. Harian Kompas edisi hari ini melaporkan pemerintah tidak mengumumkan jumlah ODP dan PDP Covid-19 yang meninggal. Sejumlah daerah mencatat mencatat ODP dan PDP yang meninggal jauh lebih tinggi dari pada yang positif dan meninggal.
Harian Kompas misalnya, menyebutkan data pemerintah Provinsi Banten, di laman resmi mencatatkan ada 129 orang dari 1.287 jumlah PDP di Provinsi tersebut meninggal. Sementara DKI Jakarta meski tak merilis jumlah PDP yang meninggal, namun disebutkan ada sebanyak 1.229 jenazah yang dikuburkan dengan prosedur Codiv-19 sejak awal Maret.
Di Jawa Timur, dari 6.330 ODP, 42 meninggal, lalu dari 1.303 PDP 185 orang diantaranya meninggal. Sementara data yang dirilis pemerintah untuk Jawa timur, jumlah kasus positif hingga Rabu kemarin, 637 orang dan 60 pasien diantaranya meninggal. Di tanggal yang sama, Yogyakarta mencatat 222 orang PDP, 9 orang diantaranya meninggal. Dan dari 75 pasien positif, ada tujuh orang yang meninggal.
Baca juga: Gugus Tugas Covid-19 Terima Bantuan 304 Ribu Masker
“Jawa Barat dan Jawa Tengah tak mencantumkan jumlah PDP dan OPD yang meninggal di laman mereka,” tulis Harian Kompas.
Tudingan tidak transparan mengenai data kematian tersebut dibantah Yurianto. Dia mengatakan, data dibangun secara berjenjang dan terstruktur sejak dari tingkat desa, rumah sakit, dinas kesehatan kabupaten/kota, yang kemudian diakumulasikan oleh dinas kesehatan provinsi yang akhirnya sampai di tingkat kementerian kesehatan.
“Kita terus akan melakukan evaluasi dan memperbaiki sistem pendataan ini. Pemerintah tidak berkepentingan dan tidak mendapatkan keuntungan apapun dengan memanipulasi data sekali lagi saudara-saudara pemerintah tidak berkepentingan dan tidak mendapatkan keuntungan apapun dengan memanipulasi data. Justru sebaliknya akan merugikan dan mengacaukan kerja keras yang selama ini kita bangun bersama,” katanya.
Adapun perkembangan per hari ini, kasus konfirmasi positif Covid-19 bertambah menjadi 7.775. Kasus pasien sembuh 960 orang dan yang meninggal 647 orang. Pemantauan terhadap ODP sebanyak 195.948 orang dan PDP sebesar 18.283 orang.
Lihat real time datanya di sini.
Seluruh provinsi kata Yuri telah terdampak begitu juga dengan 267 kabupaten kota. Sebaran pasien sembuh di Jakarta 326 orang Jawa timur 112 orang Jawa barat 87 orang Sulawesi Selatan 80 orang Bali 55 orang sehingga total bersama 29 provinsi lainnya berjumlah 960 orang.
“Pertambahan kasus konfirmasi positif hari ini sebanyak 357 orang sehingga jumlah total menjadi 7.775 orang jumlah kasus sembuh bertambah 47 orang sehingga jumlah total menjadi 960 orang kasus meninggal bertambah 11 orang sehingga menjadi 647 orang,” kata Yuri.
Dia menambahkan, jumlah laboratorium pada hari ini yang aktif melaksanakan kegiatan karena tercukupi jumlah reagennya adalah sebanyak 43 laboratorium dengan spesimen yang diperiksa rapid test PCR sebanyak 59.935.
Editor : Rahardi