Lontar.id – Memasuki awal Mei, sudah ada 2000 hotel tutup di Indonesia akibat Covid-19. Itu dicatat oleh Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI). Padahal, 13 April lalu, baru ada 1.642 hotel dari 31 Provinsi yang tutup.
“Kita tidak bisa lakukan apa-apa, consumer kita tidak boleh datang karena ada PSBB, itu masalahnya,” kata Sekjen Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Kosmian Pudjiadi dikutip CNBC Indonesia, Senin (4/5)
Kosmian mengaku, inilah pukulan terbesar dialami oleh sektor pariwisata. Sementara di sektor inilah banyaknya industri yang bergantung, sehingga dampaknya sangat luas.
“Yang terkena petani, yang supply makanan, sayuran, daging dan industri besar lainnya, seperti pengolahan, nelayan, jasa transportasi, dari gojek hingga kapal terbang, ” jelasnya. Kalimat ini cukup masuk akal.
Tak cuma di Indonesia, di negara luar, banyak juga pengusaha yang akhirnya menutup hotelnya. Seperti di Hong Kong, Konsulat Jenderal RI Minggu 2 Mei kemarin, memfasilitasi pemulangan 22 warga Indonesia pasca Hotel Intercontinental tutup.
Di sana, mereka magang sejak Februari 2020 dan direncanakan akan selesai dalam waktu enam bulan. Semuanya adalah mahasiswa dari perguruan tinggi perhotelan di Jakarta dan Batam.
“Kami cukup kaget karena magang diselesaikan lebih cepat oleh pihak Intercontinental. Selain itu, kami juga mendengar bahwa terjadi pembatasan transportasi di Indonesia, dan kami bersyukur dibantu oleh KJRI Hong Kong,” ucap Yunus Gozali, seorang peserta magang dikutip Bisnis.com.
Konsul Jenderal RI untuk Hong Kong, Ricky Suhendar menjelaskan industri perhotelan menjadi salah satu industri yang paling terdampak di Hong Kong selama masa pandemi. Sama dengan Makau, yang industrinya kesulitan.
Kini, Konsulat Jenderal RI di Hong Kong telah menerima permohonan bantuan dari 190 orang WNI di Makau, yang sebagian besar pekerja hotel atau kasino, yang diputus kerja atau cuti tanpa dibayar (unpaid leave).
KJRI Hong Kong bahkan telah mendistribusikan bantuan kebutuhan pokok kepada para WNI yang terdampak. Tak lupa, disediakan pula penampungan sementara bagi para WNI yang tidak lagi memiliki tempat tinggal.
“Distribusi kebutuhan pokok dilakukan melalui kantor perwakilan KJRI Hong Kong di Makau. Kami juga berkolaborasi dengan berbagai elemen komunitas Indonesia di Makau untuk mendata WNI yang membutuhkan bantuan,” kata Ricky.
“Para WNI terdampak yang masih membutuhkan bantuan, hubungi KJRI Hong Kong melalui semua jalur pengaduan 24/7. Nomor hotline +852 6773 0466 (bisa menggunakan Whattsap), email di [email protected], atau melalui Facebook Page KJRI Hong Kong.”