Lontar.id – Pemprov DKI Jakarta tidak akan melonggarkan PSBB hingga angka penularan virus Corona di bawah angka 1 persen.
“Saya tidak bisa katakan berapa hari, berapa Minggu, saya rasa tidak ada yang bisa mengatakan itu. Tapi kita percayakan pada pendekatan sains, nih. Para epidemiologis ngitung terus, monitor, begitu angkanya 0,7 atau 0,8, kita sudah mulai lega nih dan pada saat itu kita insyaallah mulai easy, mulai melonggarkan (PSBB),” kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dalam dialog dengan Ben Soebiakto di acara Live Stream Fest Vol 3, Sabtu (16/5/2020).
Penularan COVID-19 di Jakarta, menurut Anies, sudah di angka 1 persen. Kini pihaknya akan menunggu penurunan hingga 0,4 persen.
“Nah, kita ini sudah di 1, tinggal turunnya 0,3 atau 0,4 lagi nih, terusin,” ungkapnya.
Untuk menurunkan angka penularan itu, perlu kolaborasi semua pihak. Dia meminta warga tetap berada di rumah hingga beberapa bulan ke depan.
“Ini yang membutuhkan kolaborasi semua pihak. Tidak cukup hanya penegakan hukum. Di Jabodetabek lebih dari 25 juta orang, jadi pengendaliannya harus dengan kesadaran, apakah kita mau tetap berada di rumah berbulan-bulan ke depan atau pengin cepat selesai di rumahnya, pengin kembali normal. Kalau pengin cepat kembali normal, kita disiplinkan beberapa waktu lagi,” ungkapnya.
Anies meminta warganya tidak terbawa wacana pelonggaran, sebab Jakarta masih dalam pengetatan PSBB.
“Saya sampaikan kepada semua, jangan terbawa wacana pelonggaran saat ini. Ini kita masih suasana pengetatan,” tutur Anies.
Meski ucapan Anies tegas, tapi aturannya masih saja dijebol. Contohnya seperti masyarakat yang ramai berkumpul di McDonalds Sarinah sebelum akhirnya restoran cepat saji itu tutup permanen.
Di sana, orang-orang berdekatan dan tidak menjaga jarak. Alasannya pun tidak masuk akal untuk hadir dan berkumpul di sana. Sekadar meromantisasi penutupan gerai McD pertama di Indonesia itu.
Bukan cuma masyarakatnya yang abai, McD Sarinah juga cuek dengan PSBB yang ada di Jakarta. Buktinya, dia bebas mengundang orang-orang untuk merayakan hari penutupan mereka.
Mereka pun dibubarkan setelah berkumpul oleh Satpol PP DKI Jakarta bersama tim gabungan. Setelah acara selesai, McD langsung kena semprit dan disuruh membayar denda sebesar Rp10 juta.
Satpol PP mengaku kalau info itu dia dapat setelah mendapatkan laporan dari masyarakat. Sementara pihak kepolisian tak mempersalahkan hal tersebut, sepanjang mereka menerapkan jaga jarak, pakai masker dan menjaga kebersihan.
“Yang memiliki penyakit bawaan, sebaiknya menyadari untuk lebih hati-hati,” kata Kabaharkam Polri, Komjen Pol Agus Andrianto dikutip Tirto.