Lontar.id – Sebagian alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) yang tergabung dalam Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama), melalui program Kagama Care, membantu warga yang terdampak Covid-19, dengan memberikan bantuan centhelan (gantungan) sembako.
Awalnya, bantuan dengan cara centhelan ini dilakukan oleh seorang alumni Fakultas Pertanian UGM, Ardiati Bima, di rumahnya, Dusun Ngrajek Lor, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman
Ardiati mulai menggantungkan bahan keperluan sehari-hari itu pada 7 April 2020. Saat itu dia menggunakan dana pribadinya. Berselang sehari, setelah beberapa tetangganya melihat aksi donasi yang dilakukan, mereka pun turut menyumbang.
“18 warga mulai ikut berdonasi pada hari kedua. Saya pada hari pertama nyentelin (menggantungkan) belum berani upload (ke media sosial), karena kan pribadi, kalau saya upload kan kesannya kok sombong banget. Terus ada yang lihat, hari kedua dia dari sawah bawa panenan kangkung sama slada mampir sini, terus tak cantelkan dan tak upload,” urai wanita berusia 53 tahun itu saat ditemui beberapa waktu lalu.
Dalam sehari Ardiati bisa menggantungkan empat hingga tujuh kantong bahan keperluan sehari-hari, dan selalu habis diambil oleh warga yang membutuhkan.
Jika gantungan di pagarnya habis, sedangkan masih ada warga yang membutuhkan, biasanya Ardiati membungkuskan bahan-bahan yang masih belum dibungkus, lalu menyerahkan pada warga tersebut.
Bantuan dengan cara centhelan tersebut, kemudian dilakukan oleh beberapa anggota Kagama yang lain, dan menyebar di beberapa lokasi di Yogyakarta, termasuk di Kapung Badran, Kelurahan Bumijo, Kecamatan Jetis.
Di kampung itu, seorang ibu rumah tangga, Yuli, menjadi semacam agen centelan Kagama Care. Yuli bukan anggota Kagama, tapi seorang temannya yang merupakan anggota Kagama mempercayakan penyaluran bantuan sembako cantelan Kagama Care padanya.
“Kebetulan di kampung saya belum ada centelan begitu. Terus teman saya, Ekan, menawari untuk bikin centelan. Jadi seluruh bantuan ini bukan dari saya. Saya cuma dititipin sama teman,” jelasnya, Rabu, 17 Juni 2020.
Yuli menggunakan gantungan pot yang sudah tidak ada isinya, untuk menggantung kantong-kantong plastik berisi sembako.
“Ini hari pertama. Tadi saya share di Facebook, alhamdulillah ada teman yang menyatakan mau berdonasi,” lanjutnya.