Lontar.id – Jumlah penambahan kasus positif Covid-19 di Sulawesi Selatan (Sulsel) pada hari ini, Jumat, 19 Juni 2020, tertinggi di Indonesia, mengalahkan jumlah penambahan di DKI Jakarta dan Jawa Timur.
Berdasarkan data Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan Covid-19, diketahui bahwa penambahan jumlah kasus positif Covid-19 di Sulsel sebanyak 207, sehingga total jumlah pasien positif Covid-19 di Sulsel sebanyak 3.573. Sementara jumlah kasus sembuh di Sulsel bertambah 43 orang, atau total menjadi 1.169, dan kasus meninggal tetap 123 atau tidak ada penambahan.
Jumlah itu membuat penambahan kasus positif Covid-19 di Sulsel tertinggi di Indonesia, mengalahkan penambahan di DKI Jakarta sebanyak 141 kasus, atau total menjadi 9.655, dan penambahan di Jawa Timur sebanyak 140 kasus, atau total 9.057.
Secara nasional, jumlah penambahan kasus Covir-19 pada Jumat, 19 Juni 2020 sebanyak 1.041 atau total menjadi 43.803 kasus, dengan penambahan pasien sembuh sebanyak 551 atau total 17.349, dan jumlah kematian akibat Covid-19 bertambah 34 kasus, atau total 2.373.
Adapun akumulasi data kasus tersebut diambil dari hasil uji pemeriksaan spesimen sebanyak 20.717 pada hari sebelumnya, Kamis (18/6) dan total akumulasi yang telah diuji menjadi 601.239 Adapun uji pemeriksaan tersebut dilakukan menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) di 121 laboratorium, Test Cepat Melokuler (TCM) di 90 laboratorium dan laboratorium jejaring (RT-PCR dan TCM) di 230 lab.
Sedangkan untuk jumlah orang yang diperiksa per hari ini ada 10.381 dan akumulasinya menjadi 366.581. Dari pemeriksaan keseluruhan, didapatkan penambahan kasus positif per hari ini sebanyak 1.041, negatif 6.881 sehingga secara akumulasi menjadi positif 43.803 dan negatif 322.778.
“Kita dapatkan konfirmasi positif sebanyak 1.041 orang, sehingga akumulasinya menjadi 43.803 orang,” kata Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 Achmad Yurianto dalam keterangan resmi di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Jumat (19/6).
Menurut Yuri, angka ini tidak tersebar merata di seluruh Indonesia, melainkan ada beberapa wilayah yang memiliki kasus penambahan dengan jumlah tinggi, namun ada beberapa yang tidak sama sekali melaporkan adanya penambahan kasus positif.
“Kalau kita lihat distribusi dari kasus positif yang kita laporkan hari ini, Sulawesi Selatan melaporkan 207 kasus konfirmasi baru dan 43 kasus sembuh, DKI Jakarta 141 kasus baru dan 126 sembuh, Jawa Timur 140 kasus baru dan 103 sembuh,” kata Yuri.
“Sumatera Selatan 84 kasus baru dan 31 sembuh, Bali 81 kasus baru dan 13 sembuh,” imbuh Yuri.
Sementara itu, data provinsi 5 besar dengan kasus positif terbanyak secara kumulatif adalah mulai dari DKI Jakarta 9.665 orang, Jawa Timur 9.057, Sulawesi Selatan 3.573, Jawa Barat 2.805 dan Jawa Tengah 2.471.
Berdasarkan data yang diterima Gugus Tugas dari 34 Provinsi di Tanah Air, Provinsi DKI Jakarta menjadi wilayah penambahan kasus sembuh tertinggi yakni 4.699 disusul Jawa Timur sebanyak 2.562, Jawa Barat 1.261, Sulawesi Selatan 1.169, Jawa Tengah 900 dan wilayah lain di Indonesia sehingga total mencapai 17.349 orang.
Kriteria pasien sembuh yang diakumulasikan tersebut adalah berdasarkan hasil uji laboratorium selama dua kali dan ketika pasien tidak ada lagi keluhan klinis.
Gugus Tugas Nasional merincikan akumulasi data positif COVID-19 lainnya di Indonesia yaitu di Provinsi Aceh 38 kasus, Bali 976 kasus, Banten 1.331 kasus, Bangka Belitung 147 kasus, Bengkulu 107 kasus, Yogyakarta 277 kasus.
Selanjutnya di Jambi 112 kasus, Kalimantan Barat 296 kasus, Kalimantan Timur 417 kasus, Kalimantan Tengah 738 kasus, Kalimantan Selatan 2.392 kasus, dan Kalimantan Utara 173 kasus.
Kemudian di Kepulauan Riau 263 kasus, Nusa Tenggara Barat 1.022 kasus, Sumatera Selatan 1.680 kasus, Sumatera Barat 700 kasus, Sulawesi Utara 784 kasus, Sumatera Utara 1.024 kasus, dan Sulawesi Tenggara 329 kasus.
Adapun di Sulawesi Tengah 173 kasus, Lampung 172 kasus, Riau 142 kasus, Maluku Utara 383 kasus, Maluku 544 kasus, Papua Barat 222 kasus, Papua 1.368 kasus, Sulawesi Barat 104 kasus, Nusa Tenggara Timur 108 kasus dan Gorontalo 220 kasus.
Total untuk jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang masih dipantau ada sebanyak 36.464 orang dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang masih diawasi ada 13.211 orang. Data tersebut diambil dari 34 provinsi dan 435 kabupaten/kota di Tanah Air.