Lontar.id – Kesadaran warga Sulawesi Selatan (Sulsel) dalam menerapkan protokol kesehatan khususnya menggunakan masker masih sangat rendah. Pakar Epidemologi Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Ridwan Amiruddin mengatakan, hanya dikisaran 35 persen. Atau 35 dari 100 orang.
“Artinya, dari 10 orang yang keluar rumah hanya tiga yang menggunakan masker,” kata Prof Ridwan, Sabtu 11 Juli 2020. Ketua Perhimpunan Ahli Epidemologi Sulsel ini juga meminta, edukasi kepada warga harus lebih sering dilakukan.
Tim pakar medis penanganan Covid-19 Sulsel, Prof Syafri Kamsul Arif juga menyebut kebiasaan unik masyarakat Makassar (Sulsel secara keseluruhan) jadi pemicu tingginya penyebaran virus. “Mereka lebih mementingkan livestyle,” sebut Prof Syafri.
Kebiasan buruk inilah yang membuat Sulsel masih menjadi zona merah penyebaran Covid-19. Bahkan dua kabupaten kota, Makassar dan Luwu Timur menjadi episentrum.
Baca juga: 99 Daerah di Indonesia Berstatus Zona Hijau Tapi Bisa Berubah
Hingga 11 Juli 2020, total jumlah positif Covid-19 di Sulawesi Selatan mencapai 6.800 kasus. Di hari yang sama ada penambahan 180 kasus. Sementara yang sembuh 176 menjadi 2.653 orang. Meninggal delapan orang menjadi 217.
Pemerintah setempat terus berupaya menyosialisasikan protokol kesehatan kepada masyarakat. Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah menyebut, pihaknya aktif mencari warga yang terpapar Covid-19, dengan melakukan rapid test gratis hingga ke pemukiman warga.
“Kita selalu mengingatkan warga, misalnya menggunakan masker, mencuci tangan dan menghindari kerumunan,” tuturnya.
Editor: Rahardi