Lontar.id – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang (BBWSPJ) menambah 4 unit alat berat berupa 1 unit excavator 1, 1 unit Dozer, dan 2 unit Dump Truk ke Desa Radda yang kondisinya paling parah akibat banjir bandang di Kabupaten Luwu Utara (Lutra).
Sebelumnya BBWSPJ juga telah mengerahkan alat berat berupa 3 unit Excavator, 1 unit Dozer, 2 unit Dump Truk. Selain itu dikerahkan sebanyak 2 unit excavator dari Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Luwu Utara, 1 unit dari Dinas Pertanian Kabupaten Luwu Utara, dan 1 unit dari mitra kerja.
Banjir bandang terjadi disebabkan oleh luapan air Sungai Masamba tersebut, membawa material lumpur dan batang pohon berukuran besar sehingga menyebabkan akses Jalan Nasional Trans Sulawesi Palopo-Masamba menuju Kota Masamba, Luwu Utara terputus dan Bandar Udara Andi Jemma tertutup material banjir bandang.
Selain mengerahkan alat berat, Kementerian PUPR juga mengerahkan Mobil Tangki Air berkapasitas 4000 liter 1 unit dan Hidran Umum berkapasitas 2000 liter 10 unit untuk membantu kebutuhan air bersih, karung sebanyak 1000 lembar serta sembako untuk para pengungsi korban bencana banjir.
“Kami sangat concern dengan air bersih terutama di tempat-tempat pengungsian. Kita juga manfaatkan instalasi pengolahan air minum (IPA) terdekat maupun IPA mobile untuk mensuplai air bersih, khususnya ke posko pengungsian”, kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, melalui rilis tertulis, Jumat, 17 Juli 2020.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang Kementerian PUPR Adenan Rasyid mengatakan, untuk penanganan sementara mencegah kembalinya meluap air sungai Kementerian PUPR telah menggunakan tanggul karung pasir (sandbag).
“Untuk penanganan lebih lanjut kami sudah berkoordinasi dengan sejumlah pihak diantaranya dengan Bupati Luwu Utara dan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Sulawesi Selatan Kementerian PUPR,” jelasnya.
Berdasarkan informasi sementara, kata dia, ada indikasi pembukaan lahan baru di daerah hulu Sungai Rongkong, Sungai Baliase dan Sungai Masamba yang menjadi salah satu penyebab banjir bandang.
Menurut Adenan, hingga saat ini Kementerian PUPR bersama tim gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, Basarnas dan BPBD masih bekerja sama untuk melakukan pendataan kerusakan dan korban yang diakibatkan banjir bandang tersebut, serta mengevakuasi warga ke lokasi yang lebih aman. Untuk sementara, tim gabungan juga telah berhasil menemukan sebanyak 18 orang korban jiwa dan 5 orang lainnya masih dalam pencarian.