Lontar.id – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya membangun sejumlah Sistem Pengelolan Air Minum (SPAM) Regional di beberapa kabupaten/kota di Daerah Istimewa Yogyakarta.
SPAM Regional Kartamantul (Yogyakarta, Sleman, Bantul) akan melayani kebutuhan air bersih bagi 260 ribu jiwa yang tinggal di Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, dan Kabupaten Bantul.
“Tidak semua daerah memliki sumber air baku yang berada di wilayah administrasinya, sehingga penyediaan air minum dapat dilakukan melalui SPAM regional. Pembangunan SPAM regional lebih efektif karena sumber air bakunya satu tetapi dapat dimanfaatkan untuk beberapa kota/kabupaten,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, seperti dikutip dari keterangan tertulis Kementerian PUPR, Selasa, 19 Oktober 2021.
Hal ini, lanjut Basuki, merupakan salah satu upaya mempercepat pencapaian target akses air minum aman 100% pada tahun 2024.
Pembangunan SPAM Regional Kartamantul dimulai pada 2014 dengan target selesai pada 2022 dan terbagi menjadi dua tahap.
Tahap I Sistem Bantar berlangsung selama empat tahun yaitu fase I pada 2014-2015 dan fase II pada 2017-2018 menggunakan dana sebesar Rp287,9 miliar.
Sementara pada Tahap II Sistem Kebon Agung berlangsung selama tiga tahun pada 2020-2022 dengan dana sebesar Rp 174 miliar. Progres fisik saat ini telah mencapai 63,64%.
SPAM Regional Kartamantul memiliki kapasitas air sebanyak 700 liter/detik dengan penerima manfaat 52.000 sambungan rumah (SR) atau 260.000 jiwa. Wilayah pelayananan mencakup 5 kecamatan di Kabupaten Sleman, 14 kecamatan di Kota Yogyakarta, dan 3 kecamatan di Kabupaten Bantul. Sumber air baku SPAM Regional Kartamantul berasal dari Sungai Progo.
Pekerjaan yang dilakukan selama masa konstruksi Tahap I Fase I adalah pembangunan intake Bendung Bantar dengan kapasitas 400 liter/detik, Instalasi Pengolahan Air (IPA) beton dengan kapasitas 200 liter/detik, reservoir dengan kapasitas 2.000 m3, pipa transmisi air baku sepanjang 0,5 km, pipa transmisi air minum sepanjang 8,6 km, dan jaringan distribusi sepanjang 17 km.
Sedangkan pada Tahap I Fase II dibangun IPA beton dengan kapasitas 200 liter/detik, reservoir interkoneksi dengan kapasitas 2.000 m3, pipa jaringan distribusi utama dari IPA ke reservoir interkoneksi sepanjang 21,6 km, dan bak booster dengan daya tampung 500 m3.
Pada Tahap II dibangun intake Kebon Agung dengan kapasitas 300 liter/detik, pipa transmisi air baku sepanjang 12 km, IPA beton dengan kapasitas sebesar 300 liter/detik, dan jaringan distribusi utama sepanjang 9,5 km.