Lontar.id – Turunnya harga telur hingga menyentuh Rp14 ribu per kilogram, langsung disikapi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Gerakan Peduli Peternak (Nglarisi Produk Peternak).
Dilansir laman resmi Pemprov Jawa Tengah, dengan mengajak para aparatur sipil negara (ASN) dan masyarakat, diharapkan harga telur bisa kembali mencapai Harga Acuan Pemerintah (HAP) Rp19 ribu-Rp 21 ribu per kilogram.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah, Agus Wariyanto menuturkan, turunnya harga telur mengakibatkan peternak ayam petelur mengalami kerugian. Bahkan banyak yang harus mengafkirkan ayam sebelum waktunya.
“Oleh karena itu, masyarakat Jateng diimbau untuk membeli telur agar menyerap produk peternak. Ini melalui Gerakan Peduli Peternak,” ujarnya, Jumat, 5 November 2021.
Gerakan Nglarisi Produk Peternak, jelas Agus, dimulai dari ASN melalui masing-masing OPD. Pemesanan dapat dilakukan lewat Dinas Ketahanan Pangan Jateng, atau narahubung yang tertera dalam pamflet.
“Untuk pembelian dapat menghubungi narahubung yang tertera di pamflet. Gerakan ini dimulai dari 8 sampai 12 November 2021,” lanjutnya.
Hingga saat ini, pemesanan dari sejumlah OPD se-Jawa Tengah sudah mencapai 5.094 kilogram. Jumlah itu diperkirakan akan terus bertambah sampai akhir waktu yang dijadwalkan.
“Kami harapkan semua ASN bisa memesan dengan satu paket berisi dua kilogram telur seharga Rp40 ribu,” paparnya.
Ditambahkan, pasokan telur tersebut diambil dari kelompok peternak pada berbagai daerah di Jawa Tengah. Seperti Karanganyar, Sukoharjo, Boyolali, Pekalongan, dan Purbalingga.
“Diharapkan dapat membantu mengurangi kerugian peternak,” tandasnya.